Meski keadaan luka bakar Wanted parah, Ana masih tetap mengenali adiknya.
Ciri khas yang dimiliki Wanted menjadi sebab utama Ana yakin.
Ana menyebut adiknya itu memiliki telapak kaki yang besar dan sejumlah bekas luka.
Meski tidak lama, Ana dan suaminya berhasil diizinkan untuk bertemu dengan Wanted.
Di depan adiknya, Ana berusaha tegar sambil menyemangati Wanted supaya berjuang sembuh.
"Wanted, mba Ana datang buat nengokin Wanted. Wanted yang kuat ya, kan Wanted bilang kalau Wanted pulang mau ke makam mama bareng-bareng,"
"Masa pulang nengokin mama dengan keadaan begini. Kita maunya Wanted pulang bareng-bareng sehat," ucap Ana kepada Wanted.
Tanpa mengatakan satu patah apapun, Wanted langsung mengangkat jempol kanannya pertanda oke.
"Mba Ana pulang dulu ya Wanted. Wanted yang kuat," tambah Ana.
Wanted kembali merespon dan mengangkat jempol kirinya.
Baca juga: Ayah Pasrah Anak Tewas saat Kebakaran Lapas Tangerang, Korban Minta Ini Beberapa Jam Sebelum Insiden
"Jadi interaksinya hanya sebatas itu. Dia merespon dengan angkat jempol kanan dan kiri aja," tandasnya.
Firasat
Ana mengungkapkan pihak keluarga justru tak memiliki firasat apapun terkait kejadian tersebut.
Baik dirinya, ayahnya maupun adik-adiknya tak miliki firasat maupun mimpi sebelum kejadian kebakaran yang menewaskan puluhan narapidana tersebut.
"Kita sekeluarga enggak ada firasat apapun. Benar-benar enggak ada," katanya di Jatinegara.