TRIBUNJAKARTA.COM - Dua Flyover tapal kuda yang berada di Lenteng Agung dan Pasar Minggu, Jakarta Selatan menjadi proyek yang dibangun di masa kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Kedua fly over itu dibangun sebagai sarana putar balik kendaraan dari dan ke arah Pasar Minggu maupun Depok agar pengendaraan tak harus melintas di perlintasan kereta api.
Selain itu, jalan layang ini juga dibangun untuk mengurai kemacetan di sepanjang Jalan Tanjung Barat Raya, Jakarta Selatan.
Telan Anggaran Rp 306 Miliar
Fly over Tanjung Barat dan Lenteng Agung mulai dikerjakan sejak Oktober 2019 dengan total anggaran mencapai Rp 306 miliar.
Baca juga: Potret Gemerlap JPO Tapal Kuda Lenteng Agung di Malam Hari, Warga Antusias Berfoto
Rinciannya, Rp 163 miliar dihabiskan untuk proyek fly over Tanjung Barat dan Rp 143 miliar untuk fly over Lenteng Agung.
Fly over Tanjung Barat memiliki total panjang 1.120 meter dengan rincian 470 meter berada di sisi selatan dan 580 meter sisanya di sisi utara dengan lebar 8 meter dan tinggi 6,5 meter.
Kemudian, Jalan Layang Lenteng Agung memiliki total panjang 880 meter dengan rincian 430 meter di sisi barat dan 450 lainnya di sisi timur.
Proyek kebanggaan Gubernur Anies Baswedan ini pun diklaim sebagai yang pertama di Indonesia.
Terhambat Pandemi Covid-19
Awalnya, kedua proyek fly over ini ditargetkan rampung dikerjakan pada akhir 2020 lalu.
Namun, pembangunannya sempat terkendala pembebasan lahan di sekitar lokasi pembangunan.
Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak Maret 2020 lalu pun sempat dikhawatirkan membuat proyek pembangunan jalan layang mangkrak.
Beruntung, Pemprov DKI mendapat suntikan dana dari pemerintah pusat lewat program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Selain untuk sarana putar balik kendaraan, kedua jalan layang ini juga dilengkapi dengan jembatan penyeberangan orang (JPO).
Baca juga: Belum Diresmikan Gubernur Anies, Flyover Tapal Kuda Sudah Dibuka Permanen