TRIBUNJAKARTA.COM, SENEN - Kerasnya bertahan hidup di DKI Jakarta bukanlah dongeng belaka.
Frasa "Ibu kota lebih kejam dari ibu tiri" dirasakan langsung oleh pasangan suami istri (pasutri) EL (35) dan IA (32) bersama dua anaknya.
Bahkan keluarga itu mengaku tunawisma. Mereka hidup berpindah-pindah tanpa atap dan lantai yang pasti.
Kala sang anak sakit, EL dan IA yang tak memiliki pekerjaan sampai buta arah.
Ayah dan ibu itu nekat berbuat kriminal demi mendapatkan uang untuk berobat anaknya.
Kondisi tersebut terjadi di kawasan Senen, Jakarta Pusat, dan terungkap berkat rekaman CCTV.
Curi Tabung Gas
EL dan IA mencuri tabung gas elpiji tiga kilogram dari sebuah warung seblak, tepatnya di Jalan Kramat 4 Ujung, depan sekolah PSKD, Kwitang, Senen, Jakarta Pusat, Sabtu (30/10/2021) sekitar pukul 16.55 WIB
Apesnya, aksi kriminal tersebut terekam CCTV di dekat lokasi dan rekamannya diunggah ke Instagram oleh akun @junet.jakarta hingga viral.
Dalam tayangan video itu, terlihat EL dan IA bersama dua anaknya yang berboncengan motor berhenti di dekat warung seblak.
Baca juga: Lagi, Pasutri Mencuri Sertakan Anak, Kali Ini Gondol Tabung Gas Pedagang Seblak di Kwitang
Sang istri turun dari motor sembari diam-diam mencabut regulator tabung gas.
Perempuan itu kemudian balik lagi ke motor untuk melihat situasi.
Setelah dirasa aman, ia berjalan mendekati warung dan langsung membawa kabur gas itu.
Rohim, adik dari pemilik warung seblak atau korban pencurian, mengungkakan, saat itu, kakaknya tengah meninggalkan warung tridak seberapa lama.
"Kakak saya jualan tabung gas ditaruh di bawah berhubung kakak saya lagi cuci panci, dagangan ditinggal sebentar," kata Rohim, Minggu (31/10/2021).
Rohim dan kakaknya memutuskan untuk tidak melaporkan aksi pencurian itu ke pihak kepolisian.
Baca juga: Tabung Gas Pedagang Seblak Dicuri Satu Keluarga di Kwitang, Korban Ikhlaskan: Mau Diapain
Di sisi lain ia memilih untuk memviralkan video rekaman CCTV agar pelaku dengan kesadaran sendiri mengembalikan tabung gasnya.
Ikhlas
Yani, si pemilik warung, tidak menyangka tabung gas yang memang sengaja diletakkan di bawah akan digondol maling.
"Enggak ada 10 menit saya balik lagi, regulator sudah kelepas," kata Yani.
Dengan santainya, Yani mengikhlaskan gas melonnya dibawa kabur orang lain.
Baginya, rezeki tida akan tertukar, dan akan kembali jika memang benar-benar miliknya.
"Udah enggak usah lah. Enggak mau lapor. Namanya rezeki saya, mau diapain," pungkasnya.
Iba Polisi
Kenadati tidak ada laporan, aprat kepolisian tetap bergerak memburu pelaku yang belakangan diketahui berinisail EL dan IA itu.
Hanya dalam tempo 24 jam, Satreskrim Polsek Senen berhasil meringkus EL dan IA masih di kawasan Senen.
Kapolsek Senen, Kompol Ari Susanto, mengungkapkan, EL dan IA mencuri tabung gas demi anaknya yang sedang sakit.
Tabung gas yang sangat identik dengan warnahijaunya itu akan dijual untuk kemudian uangnya dipakai berobat sang anak.
"Pengakuannya, kemarin dijual (tabung) karena putranya sakit," kata Ari, Senin (1/11/2021).
Ari juga mengungkapkan nasib nelangsa EL dan IA serta kedua anaknya yang hidup nomaden atau berpindah-pindah.
"Enggak punya tempat tinggal dia, berpindah-pindah tinggalnya dari satu tempat ke tempat yang lain, kasihan," ucap Ari.
Ari menunjukkan rasa ibanya, alih-alih menghukum dengan jeratan pasal.
Baca juga: Bertemu Pasutri yang Curi Tabung Gas di Warungnya, Korban Telah Maafkan
Keluarga tunawisma itu akhirnya diberi tempat tinggal khusus dan dijamin makannya.
"Dia tidak ada tempat berteduh, jadi kita rawat di tempat khusus, kita kasih makan," katanya.
Berdasarkan keterangan sementara, kedua pelaku baru pertama kali mencuri tabung gas tiga kilogram.
Namun, pihaknya masih melakukan pemeriksaan terhadap suami istri tersebut.
"Baru pertama kali ya, sedang kita lakukan pemeriksaan. Nanti perkembangannya kita sampaikan kembali," pungkasnya.
Pelaku Minta Maaf
Setelah ditangkap aparat, pelaku dan koran bertemu di Mapolsek Senen.
Pelaku mengutarakan maafnya secara langsung.
Ia mengaku nekat mencuri tabung gas tiga kilogram lantaran terimpit masalah ekonomi.
"Saya melakukan ini karena kebutuhan rumah tangga, Pak. Buat sehari-hari makan. Saya benar-benar sulit buat hidup kepepet makanya saya bisa melakukan ini," aku pelaku.