TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA – Program Mata Najwa yang menghadirkan narasumber Mr Y sebagai wasit disebut Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan bukan berasal dari anggota wasit Liga 1.
Hal itu diutarakan langsung Iriawan di Kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Selasa (23/11/2021).
Dalam acara tersebut, Mr Y mengaku bahwa dirinya sempat memimpin dua pertandingan yang pertandingan tersebut sudah diatur olehnya atas arahan dari orang yang membayarnya–match fixing.
Bahkan Mr Y mengatakan pula praktik tak terpuji ini juga dilakukan rekan-rekannya saat memimpin pertandingan Liga 1.
Sontak pernyataan itu pun membuat PSSI gusar terlebih wasit-wasit yang memimpin Liga 1 berada di bawah komisi wasit PSSI.
Setelah mendengar pernyataan dari Mr Y, Iriawan menegaskan dirinya tak percaya bahwa yang bicara itu wasit Liga 1.
Baca juga: PSSI dan PT LIB Rogoh Kocek Besar Beli Alat VAR, Kompetisi Liga 1 Bakal Seperti Liga di Eropa
“Kita ragukan itu Mr Y wasit Liga 1 atau bukan saat ditanya pendapatannya berapa tapi dia bilang ‘adalah’ padahal kan itu bukan rahasia lagi. Dari situ saya nilai Mr Y ini bukan wasit Liga 1,” kata Iriawan dalam konferensi pers di Kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Selasa (23/11/2021).
“Sehingga saya penasaran, saya mencari. Makanya pak Riyadh minta ke Najwa buka itu Mr Y karena tidak ada itu perlindungan tersangka kan dia pelaku tidak boleh loh (dilindungi-red) perlindungan saksi ada tapi tetap tidak dikasih,” sambungnya.
Rasa ketidakpercayaan Ketum PSSI akhirnya semakin menguat setelah salah seorang asisten wasit Liga 2 menemuinya.
Dalam pertemuan tersebut, asisten wasit Liga 2 itu mengatakan sempat dihubungi Bambang Suryo untuk mau menjadi narasumber di program Mata Najwa dan disuruh mengaku menjadi wasit Liga 1.
Akan tetapi asisten wasit Liga 2 ini menolak ajakan Bambang Suryo dan Bambang Suryo mencari orang lagi yang kini dikenal sebagai Mr Y.
“Kami penasaran makanya kami cari siapa Mr Y itu.
Baca juga: Jadwal Persija di Liga 1 Berubah Lagi, Duel Lawan Bali United Terpaksa Digeser: Cek Selengkapnya
Tiba-tiba ada asisten wasit Liga 2 datang ke saya, dia merasa tidak enak karena sudah dihubungi Bambang Suryo, pertama dia dihubungi supaya mengaku menjadi wasit Liga 1, terus pertanyaan ini jawabannya ini. Sudah disetting,” kata Iriawan.
“Nah orang ini datang ke saya, ada rekamannya lengkap, tapi orang ini menolak.
Setelah itu Bambang Suryo cari orang lain lagi.
Jadi Mr Y ini belum ketemu, yang tahu ini kan pasti Najwa sama Bambang Suryo, ya sudah buka saja dong, serahkan ke polisi biar diungkap sekalian dengan Perserang,” jelasnya.
Baca juga: Persija Jakarta Wajib Waspada di Liga 1 2021 Pekan 13, Pelatih Bali United Lakukan Ini di Solo
Ketum PSSI pertanyakan pemilihan Bambang Suryo sebagai narasumber
Praktik pengaturan skor di kompetisi sepakbola nasional kembali terungkap.
Setelah sebelumnya praktik pengaturan skor terjadi di kompetisi Liga 2, tepatnya pada klub Perserang Serang, kini praktik serupa terjadi di Liga 3.
Ketua Komite Disiplin PSSI, Erwin Tobing mengatakan dugaan pengaturan skor ditemukan dalam laga antara Gresik Putra (Gestra) Paranane FA melawan Persema Malang dan Gestra Paranane FA menghadapi NZR sumbersari FC.
Komdis Asprov Jawa Timur pun resmi melaporkan Bambang Suryo, David, Billy dan Ashonri kepada Polda Jawa Timur ada dugaan pengaturan skor di dua laga tersebut.
Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan merasa heran Bambang Suryo yang di tahun 2018 telah terbukti terlibat pengaturan skor dan dihukum seumur hidup tak boleh beraktivitas di lingkungan sepakbola tapi kali ini justru kembali terlibat.
Bahkan dalam program Mata Najwa baru-baru ini, Bambang Suryo yang menjadi narasumber sempat mengatakan dirinya tak akan lagi berkecimpung di dunia match fixing.
“Bambang Suryo kan 2018 sudah dihukum seumur hidup tidak boleh beraktivitas di sepakbola, tapi kenapa klub itu masih pakai lagi? Dan kenapa juga Mata Najwa pakai Bambang Suryo sebagai narasumber? Sudah tahu dia bermasalah,” kata Mochamad Iriawan, Selasa (23/11/2021).
“Saya berharap polisi bisa memberikan hukuman setimpal untuk Bambang Suryo, dengan bukti-bukti yang akan diungkap oleh pihak kepolisian.
Sekarang kan pihak kepolisian masih menyelidiki dulu kalau sudah itu baru naik ke tahap penyidikan, saya minta kepada Jawa Timur benar-benar ungkap,” sambungnya.
“Kalau benar-benar terungkap saya minta agar pihak kejaksaan menuntut tinggi dan hakim menjatuhkan hukuman setimpal,” tegas Iriawan.
Lebih lanjut. pria yang akrab disapa Iwan Bule itu menegaskan dirinya sebagai Ketum PSSI bakal memberantas praktik pengaturan skor bila masih ada di kompetisi Liga 1, 2 dan 3.
Bahkan ia tak segan-segan apabila ada pengurus PSSI yang terlibat dan akan langsung menyerahkan orang tersebut kepada pihak Kepolisian.
“Benar itu kata Pak Riyadh, dia itu berlindung di balik Mata Najwa, ternyata dia pemainnya sekarang terbukti makanya kebenaran akan muncul.
Baca juga: Jadwal Uji Coba Timnas Indonesia Melawan Myanmar dan Antalyaspor di Turki, Live Streaming Indosiar
Saya tidak pernah takut menghadapi siapa juga demi kebenaran,” kata Iwan Bule.
“Kami kemarin dituduh bermain, kalau ada yang terbukti nanti saya dorong juga, sekali lagi jangan main-main terhadap sepakbola.
Saya akan dorong terus ke polisi dan polisi juga komitmen akan mengungkap tuntas masalah ini. Saya ingin sepakbola kita bersih dan enak ditonton,” katanya.
(Tribunnews.com, Abdul Majid)
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Ketum PSSI Ungkap Ada 'Settingan' di Mata Najwa Soal Pengakuan Wasit yang Terlibat Pengaturan Skor