3 bulan baru siap bercerita
Masih membekas dalam ingatan Narso bagaimana ia baru siap menceritakan kepergian istrinya kepada anak bungsunya, Arjuna (8) setelah tiga bulan lamanya.
Saat ibunya meninggal dunia, Arjuna dan kedua kakaknya baru sampai di Purbalingga.
"Begitu dia (Arjuna) sampai kampung pagi hari. Ibunya meninggal dunia jam 5 sore. Anak saya tiga orang enggak melihat. Padahal mamanya nanyain Arjuna terus," ceritanya.
Narso selalu tak menjawab ketika Arjuna menanyakan sang ibu saat mereka berbincang melalui saluran telepon.
Baca juga: Akhir Kisah Kakak Beradik Bocah SD Gantian Sepatu Saat Sekolah dan Makan Mi Sepiring Berdua
"Saya enggak berani ngomong, dia (Arjuna) nanyain mama enggak pulang-pulang dari RS. Padahal ibunya sudah enggak ada," katanya.
Selama tiga bulan, aku Narso, ia tak pernah menjawab yang sebenarnya saat ditanya Arjuna terkait kondisi ibunya. Ia belum siap dan takut syok melihat reaksi anaknya itu.
Baru setelah Arjuna balik ke Jakarta, Narso mengajaknya ke makam sang ibu.
"Begitu saya bawa ke kuburannya, saya dan dia menangis," katanya.
Dibina Kapolsek Tanjung Duren
Kapolsek Tanjung Duren, Kompol Rosana Albertina Labobar mengatakan akan membina sebanyak anak yatim piatu termasuk Arjuna yang kehilangan orangtuanya akibat pandemi Covid-19.
Ada sebanyak 13 anak yatim-piatu berusia 11 tahun ke bawah di wilayah Grogol Petamburan yang dibina Rosana.
Sebab, kondisi anak yatim piatu yang terdampak pandemi Covid-19 berbeda dengan anak yatim piatu di panti asuhan.
"Ini kan bukan anak yatim biasa. Kalau anak-anak di panti asuhan kan sudah ada program ya ada bantuan rutin. Kami berharap mereka ini diperhatikan oleh kepolisian dan pemerintah. Jadi mereka tidak merasa sendiri," pungkasnya.