TRIBUNJAKARTA.COM - Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes E Zulpan mengatakan saat ini penyidik sudah mengetahui apa motif mutilasi yang terjadi pada seorang kurir ojek online (ojol).
Korban mutilasi, Ridho Suhendra (28) ditemukan seorang pengendara motor di Kampung Kedunggede RT 07 RW 03, Desa Kedungwaringin, Kecamatan Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (27/11/2021) pagi.
Jasad Ridho ditemukan pengendara motor yang hendak berangkat kerja sekira pukul 05:00 WIB.
Menurut Kasim (41), Ridho ditemukan terbungkus plastik hitam dan kain berwarna hijau tua.
Baca juga: Kok Bisa Di Sana Keluarga Korban Mutilasi Heran Potongan Tubuh Kurir Ojol Ada di Ujung Bekasi
Plastik hitam tersebut berisi potongan tubuh Ridho berupa telapak tangan dan lengan serta bagian betis.
"Awalnya, itu saya lagi antar istri, lihat ada bungkusan plastik. Kalau menurut saya itu gak normal, pas di periksa ada kaya daging" ujar Kasim dikutip dari TribunBekasi.com.
"Memang awalnya dikira itu daging ayam atau apa. Karena kan dekat pasar ya sebrangan. Tapi dilihat dekat ternyata potongan tangan sama kaki," sambungnya.
Hingga akhirnya terungkap potongan tubuh tersebut merupakan milik Ridho, pria lajang warga Kecamatan Tambun Selatan.
Di sisi lain, polisi rupanya sudah mengetahui motif apa yang mendasari nasib nahas yang menimpa Ridho.
Meski begitu, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes E Zulpan masih enggan mengungkap hal itu saat ini.
Pasalnya, polisi masih bekerja keras untuk mengungkap para pelakunya.
"Kami sudah tahu motifnya juga. Nah sekarang tinggal kejar pelaku yang lain," katanya.
Sampai saat ini ada tiga orang diamankan yang diduga terlibat dalam peristiwa mutilasi tersebut.
Pertemuan dua hari terakhir
Ridho dikenal sebagi pribadi yang yang supel dan humoris.
Baca juga: Warga Temukan Potongan Tubuh Korban Mutilasi: Bentuknya Sudah Curiga tapi Tak Sangka Kaki Manusia
Bahkan mayoritas pengendara ojol di Tambun Selatan, mengenal sosoknya salah satunya Hasto (35).
Ketika mendengar Ridho meninggal dunia, rekan seprofesinya terlihat memberikan belasungkawa ke rumah duka di Kampung Buwek, Desa Sumberjaya, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Sabtu (27/11/2021).
Bersama Ridho, Hasto mengaku hampir setiap hari bertemu lantaran kerap mangkal nunggu orderan bersama.
"Kita sering ngumpul bareng kalau mau nunggu orderan makanan, nyaris tiap hari ketemu," ujarnya.
"Humoris banget almarhum, enak diajak ngobrol makanya teman-teman ojol yang lain datang ke sini untuk ngucapin belasungkawa," sambung Hasto.
Hasto tak menyangka mendengar kabar Ridho menjadi korban mutilasi orang yang kini masih dicari polisi.
Hasto mengaku tak mengetahui permasalahan apa yang sedang dialami rekannya tersebut.
Bahkan dua hari lalu, Hasto bercerita masih bertemu Ridho dalam keadaan sehat.
Dalam pertemuan tersebut, Hasto melihat Ridho baik-baik saja tak terlihat seperti ada masalah yang menimpanya.
"Enggak tahu ya kalau ada masalah apa, sepertinya baik-baik saja. Terakhir kali ketemu dua hari yang lalu, ya sama saja, enggak ada hal apa-apa," ucapnya.
Senada dengan Hasto, paman korban bernama Zarul Ulia (53), mengaku tak melihat keanehan atau masalah saat berkomunikasi dengan Ridho.
Baca juga: Peringatan Orangtua Driver Ojol Sebelum Anaknya Jadi Korban Mutilasi: Sering Dikasih Tahu Ibunya
"Saya enggak tahu ya kalau di luarnya. Tapi anaknya baik. Enggak ada musuh, dikenal sama orang-orang di sini juga baik," tutur Zarul.
Pertemuan terakhir dengan keluarga
Menurut Zarul, pertemuan terakhir kali pihak keluarga bersama Ridho terjadi pada dua pekan lalu.
Kala itu, Zarul mendengar cerita dari ibu kandung Ridho bahwa ia pamit untuk ngekos dikarenakan mengaku telah mendapatkan kerjaan.
"Almarhum ini kan belum nikah dan masih tinggal sama orang tuanya," ujarnya.
"Terus dua minggu lalu, pamit ke ibunya, mau ngekos katanya karena sudah dapat kerja," imbuh Zarul.
Namun sayangnya, Ridho tak memberitahu pihak keluarga terkait pekerjaan barunya beserta lokasi di mana ia tinggal.
Setelah pamit, Ridho hanya membawa tas ransel dan motor yang biasa ia gunakan untuk memgantar penumpang.
"Tapi ya komunikasi lancar, masih nanya-nanya hampir setiap hari," ucapnya.
Setelah itu, keluarga tak bisa menghubungi nomor telpon Ridho pada Jumat (26/11/2021) kemarin, lantaran dalam kondisi non-aktif.
Aplikasi percakapan singkat Ridho tertera bahwa ia terakhir kali membuka aplikasi itu, pada Kamis (25/11/2021) lalu.
"Terakhir online kelihatan di WA itu hari Kamis, dua hari. Sehari setelah itu, HP-nya sudah enggak bisa dihubungi," katanya.
Kini, pihak keluarga telah mempersiapkan tenda dan bangku untuk menerima kedatangan jenazah Ridho dari RS Polri Kramat Jati.
(TribunJakarta/TribunBekasi)