Antisipasi Virus Corona di DKI

Varian Omicron Mulai Ancam Warga Jakarta, Ketua DPRD: Obatnya Cuma Vaksin

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi bereaksi soal masuknya varian baru virus corona B.1.1.529 atau Omicron di Indonesia.

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi bereaksi soal masuknya varian baru virus corona B.1.1.529 atau Omicron di Indonesia.

Menurutnya, cara yang paling ampuh untuk mencegah semakin meluasnya penularan Omicron ialah dengan vaksinasi Covid-19.

"Semua harus vaksin, ini obatnya cuma satu, apa itu? Ya vaksin," ucapnya usai konpers persiapan Munas FKPPI di kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat (17/12/2021).

Bila semakin banyak warga Jakarta yang sudah divaksin, Prasetyo menyebut, kekebalan massal atau herd immunity bisa tercipta.

Dengan demikian diharapkan gelombang ketiga Covid-19 tidak terjadi di ibu kota.

Baca juga: Omicron Bikin Takut Ketua DPRD DKI, Minta Anies Cegah Gelombang Ketiga: Amit-amit Jabang Bayi

"Mudah-mudahan (kasus Omicron) enggak berkembang dengan adanya kita semua sudah tervaksin semua," ujarnya.

Sebagai informasi, saat ini sebanyak 11,2 juta orang sudah mendapat vaksinasi Covid-19 di ibu kota.

Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi saat ditemui usai konpers persiapan Munas FKPPI di kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat (17/12/2021). (Dionisius Arya Bima Suci / Tribun Jakarta)

Dari jumlah tersebut, sebanyak 9,1 juta orang sudah mendapat suntikan kedua vaksinasi Covid-19.

Program vaksinasi pun terus digencarkan Pemprov DKI, salah satunya dengan melaksanakan vaksin bagi anak usia 6-11 tahun yang baru dimulai 14 Desember 2021 lalu.

Prasetyo pun mengajak seluruh warga ibu kota yang belum divaksin untuk segera mendatangi sentra-sentra vaksinasi.

"Yang belum divaksin kan sekarang sudah banyak gerai-gerak vaksin dibantu TNI-Polri," kata politisi PDIP ini.

Baca juga: Omicron Masuk Indonesia, Pemprov DKI Buka Peluang Ubah Lagi PPKM Level 1 Saat Nataru

Selain itu, Prasetyo juga meminta warga Jakarta tak larut dalam euforia jelang libur Natal dan Tahun Baru 2022.

Apalagi pelonggaran kegiatan justru dilakukan Pemprov DKI selama penerapan PPKM Level 1 di masa libur Natal dan Tahun Baru 2022.

Sebab, kasus Omicron bisa meroket bila masyarakat lengah dan tidak disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan.

"Untuk pengetatan Nataru kita masuk Level 1, saya minta kepada masyarakat di Jakarta untuk berdisiplin," tuturnya.

Ilustrasi virus corona varian Omicron asal Afrika Selatan dan disebut tidak bisa dilawan vaksin virus corona saat ini (freepik)

Anies Harus Bisa Cegah Gelombang Ketiga

Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi, meminta Gubernur Anies Baswedan memperketat pengawasan untuk mencegah penularan varian baru Covid-19 B.1.1.529 atau Omicron.

Politisi PDIP ini pun meminta Anies untuk menyiagakan fasilitas kesehatan dan memastikan kesiapan para tenaga kesehatan.

Bila hal ini tidak dilakukan, Prasetyo khawatir gelombang ketiga Covid-19 kembali melanda ibu kota.

"Pemprov DKI harus lebih sensitif, rumah sakit harus dijaga. Jangan sampai kejadian amit-amit jabang bayi, jangan sampai terjadi kayak bulan Juni-Juli kemarin," ucapnya, Jumat (17/12/2021).

Sebagai informasi, pada Juni-Juli lalu gelombang kedua Covid-19 melanda ibu kota.

Saat itu, penambahan kasus harian Covid-19 di Jakarta mencapai 12.000 hingga 14.000.

Bahkan, kasus aktif Covid-19 saat kru menembus angka 100 ribu.

Baca juga: Omicron Masuk Indonesia, Pemprov DKI Buka Peluang Ubah Lagi PPKM Level 1 Saat Nataru

Rumah sakit pun hampir kolaps, tingkat keterisian atau BOR 140 rumah sakit rujukan Covid-19 di ibu kota mencapai hampir 100 persen.

Alhasil, banyak pasien yang terpaksa dirawat di selasar-selasar rumah sakit.

"Kita harus sudah siap. Maka saya rasa kita berdoa bersama, kita todak ingin (kasus Covid-19) melebar kemana-mana," ujarnya usai konpers persiapan Munas FKPPI di kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat.

Tak hanya itu, Prasetyo juga meminta agar masyarakat pebih waspada dan disiplin menjalankan protokol kesehatan.

Baca juga: Gubernur Anies Terlanjur Teken PPKM Level 1 Sebelum Muncul Kasus Omicron, Wagub Ariza Buka Suara

Terlebih, Pemprov DKI justru melakukan sejumlah pelonggaran kegiatan selama PPKM Level 1 saat masa libur Natal dan Tahun Baru 2022.

Belum lagi ancaman varian baru Covid-19 Omicron yang disebut-sebut lebih cepat menular dibandingkan varian Delta.

"Saya minta kesadaran masyarakat, ini kan masalah Omicron masuk ke Indonesia agak beda dengan corona yang masuk sebelumnya," tuturnya.

"Euforia masyarakat Jakarta juga luar biasa soal tahun baru, makanya Pemprov harus lebih tanggap," sambungnya menjelaskan.

Ilustrasi Covid-19 varian Omicron (freepik)

Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengumumkan satu kasus positif Covid-19 akibat penularan varian B.1.1.529 atau Omicron terdeteksi di Indonesia. Kasus ini terdeteksi pada seorang petugas kebersihan yang bertugas di RS Wisma Atlet.

Budi mengungkapkan, kasus pertama penularan varian Omicron di Indonesia ini bermula dari terdeteksinya tiga orang petugas kebersihan di Wisma Atlet.

"Ada tiga orang pekerja kebersihan di Wisma Atlet yang pada 8 Desember lalu dites dan hasilnya positif (Covid-19). Kemudian, pada 10 Desember dikirim ke Balitbangkes untuk dilakukan genome sequencing," ujar Budi dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (16/12/2021).

"Hasilnya keluar pada 15 Desember, yakni dari tiga orang yang positif tadi, satu orang dipastikan terdeteksi (terpapar) varian Omicron," lanjutnya.

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, saat menghadiri vaksinasi lansia, disabilitas dan tenaga pengajar di Intermark BSD, Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel), Rabu (2/6/2021). (TribunJakarta.com/Jaisy Rahman Tohir)

Sementara itu, dua orang lain yang positif dipastikan tidak terpapar varian dari Afrika Selatan itu.

Budi juga mengungkapkan, ketiga orang tersebut positif tanpa gejala. Ketiganya pun telah menjalani karantina di Wisma Atlet.

Kemudian, ketiga pasien itu pun telah menjalani tes PCR kedua dan hasilnya sudah diketahui negatif Covid-19.

Budi menegaskan bahwa temuan ini merupakan kasus Covid-19 pertama di Indonesia yang disebabkan penularan varian Omicron.

"Tapi, kami harapkan masyarkat tidak panik dan tetap mematuhi protokol kesehatan," tegas Budi.

Berita Terkini