Tahun Baru 2022

Cerita Wakil Wali Kota Tangsel 6 Tahun Rayakan Tahun Baru Dalam Kesunyian di Atas Gunung

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pilar Saga Ichsan

TRIBUNJAKARTA.COM, CIPUTAT - Malam tahun baru sering kali menjadi perayaan bagi kebanyakan orang.

Kumpul bersama keluarga dan teman, disertai makan besar olahan panggangan kerap kali menjadi pilihan utama.

Kemeriahan dari gempita tiupan terompet terdengar di rumah-rumah hingga di jalan-jalan. 

Hamparan langit menjadi kanvas ledakan cantik warna-warni kembang api yang disaksikan penuh suka cita.

Penghuhujung tahun seakan menjadi titik akhir ketika hari demi hari berlalu penuh perjuangan.

Sementara harapan juga dibentangkan penuh optimisme menyambut tahun yang baru.

Begitupun hari ini, penghujung 2021 yang segera akan beranjak menuju 2022.

Namun, bagi kalangan tertentu, malam tahun baru juga berarti menjalankan tugas.

Baca juga: Jalani Operasi Tumor Payudara, Robby Purba Beri Pesan untuk Kaum Pria yang Rajin Konsumsi Ini

Hal itulah yang dirasakan Wakil Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Pilar Saga Ichsan.

Setelah terpilih sebagai orang nomor dua di Tangsel pada April 2021 lalu, Pilar akan menjalani malam tahun baru dengan memantau wilayahnya.

Putra Bupati Serang itu akan memastikan malam tahun baru 2022 berlangsung kondusif dan taat protokol kesehatan, mengingat situasi masih dalam bayang-bayang pandemi Covid-19. 

"Ya bagian dari tugas, keliling-keliling, biasa saja," kata Pilar di Kantor Pemkot Tangsel, Jalan Maruga, Ciputat, Jumat (31/12/2021).

Baca juga: Imbas Pandemi Covid-19 Tahun 2021, WNA Pelanggar Visa Kedaluwarsa di Tangerang Melonjak

Pilar juga tidak bisa merayakan tahun baru bersama keluarga. 

"Keluarga sudah saya kasih pengertian, anak istri bisa kumpul sama keluarga," kata dia.

Kendati bakal jadi pengalaman pertama, Pilar tidak ambil pusing.

Selama 30 tahun hidupnya, ia sudah menjalani berbagai malam tahun baru.

Wakil Wali Kota Tangerang Selatan, Pilar Saga Ichsan, di Kantor DPRD Tangsel, Jalan Raya Serpong, Setu, Senin (21/6/2021). (TribunJakarta/Jaisy Rahman Tohir)

Yang menarik, ternyata bapak satu anak itu mengaku cukup sering merayakan malam tahun baru dalam suasana sunyi.

Kesunyian yang dimaksud adalah berada di alam bebas, di hutan ataupun di atas gunung. 

Pilar merupakan sosok pecinta alam.

Baginya, mengalami malam pergantian tahun di atas gunung adalah sensasi tersendiri.

Setidaknya, enam puncak gunung dilalui pada enam kali momen pergantian tahun.

"Saya sampai umur 30 tahun merayakan tahun baru bahkan saya sering merasakan  tahun baru dalam kesepian."

"Saya sering naik gunung, tahun baru saya sering di gunung. Berapa tahun ya, hampir lima enam tahun saya naik gunung," tutur Pilar.

Jauh dari hingar bingar, bersama kawan seperjuangan menikmati pergantian era waktu dalam kesepian.

"Ya sepi, paling cuma lima orang, empat orang, ya kondisinya bukan hingar bingar, di hutan atau di gunung," ujar Pilar.

Bagi Pilar, mengibarkan merah putih di puncak, dan bermandikan semburat terbitnya matahari, tak tergantikan.

"Pada saat tahun baru kan buat anak-anak pecinta alam, mungkin sensasi aja kan, ngibarin bendera di puncak gunung, summit attack, paginya ke puncak. Jadi ya hobi aja si, saya nikmatin," ucap Pilar.

Pilar mengungkapkan makna naik gunung. Baginya, gunung bukanlah soal puncak.

"Saya naik gunung itu prosesnya ya saya belajar. Naik gunung itu hasil dari pada proses. Proses pendewasaan kita, itu saat naik gunung," ungkap Pilar.

"Kemarin sih saya naik gunung, awal tahun ini. Habis tahun baru banget. Sempatin sebelum bertugas. Kan sekarang sudah berbeda, harus menjalankan tugas dari atasan saya," pungkasnya.

Berita Terkini