Hal itu diutarakan salah seorang saksi mata yang melihat kejadian penganiayaan itu bernama Hendro (45).
Pratu Sahdi dikatakannya berdiri di dekat warung yang berada di seberang Waduk Pluit sekitar pukul 3.00 WIB, saat beberapa warung di seberang Waduk Pluit masih buka.
Awalnya Hendro yang berada sekira 20 meter dari lokasi kejadian awalnya mendengar teriakan histeris seorang wanita.
"Saya kan 20 meter dari lokasi.
Kurang lebih jam 3 lewat dikit ada perempuan teriak-teriak histeris lah, itu itu, mau pingsan," kata Hendro di lokasi, Senin (17/1/2022).
Mendengar teriakan tersebut, Hendro langsung mendatangi sumber suara yang ternyata berasal dari warung milik pasangan suami istri Soleh dan Santi.
Hendro melihat seorang laki-laki berlumuran darah berjalan menjauhi warung.
Korban yang berlumuran darah tersebut kemudian dibawa oleh dua orang temannya ke rumah sakit.
"Namanya warung kita kan mendekat pengin tahu apa sih itu.
Baca juga: Pertanyaan Ini Tak Dijawab, Emosi Pelaku Aniaya Anggota TNI di Warung Seberang Waduk Pluit
Saya lihat laki-laki korban itu megangin dadanya dan darahnya itu masih mengucur.
Di pinggir jalan masih berdiri, habis itu dia dibawa temennya," kata Hendro.
Hendro menambahkan, sebelum dirinya melihat korban yang sudah terluka, ada empat orang pelaku yang mendatangi warung tersebut bermaksud mencari seseorang.
Namun, Hendro tak tahu pasti siapa orang dicari para pelaku penganiayaan tersebut.
"Kalau saya lihat dari video ada empat orang.
Korban ada tiga, termasuk pemilik warung temen kita juga kan," kata Hendro.