Antisipasi Virus Corona di DKI

Omicron di DKI Melonjak Sampai 1.697 Kasus, Wagub Ariza Sebut Penyebabnya Karena Nataru

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gambar ilustrasi yang diambil di London pada 2 Desember 2021 menunjukkan empat jarum suntik dan layar bertuliskan 'Omicron', nama varian baru covid 19, dan ilustrasi virus.

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Wagub DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengklaim libur Natal dan Tahun Baru (nataru) jadi penyebab meroketnya kasus Omicron di Ibu Kota.

Dari 3.509 kasus Covid-19 harian di DKI, 1.697 di antaranya terpapar varian Omicron.

"Terkait dengan covid ya memang ada peningkatan. Hari ini lebih dari di sini angkanya 3.509 ya. Positif Omicron totalnya sudah 1.697. Menurut para pakar para ahli, peningkatan ini masih sebab akibat dari dampak nataru," katanya di Balai Kota, Rabu (26/1/2022) malam.

Menurutnya, banayk warga yang bepergian ke luar negeri dan membawa pulang paparan Omicron.

"Libur nataru ya, kita tau saudara-saudara kita yang mungkin berkesempatan keluar negeri, keluar daerah liburan, bahkan datangnya dari luar negeri itu masuk ke indonesia tidak semuanya di awal Januari tapi banyak juga di pertengahan Januari."

"Bahkan ada yang baru beberapa hari datang ke Jakarta atau ke Indonesia, inilah salah satu penyebab adanya peningkatan dari pada covid 19 di indonesia ya termasuk di Jakarta," lanjutnya.

Menurutnya, kini masyarakat Jakarta perlu mengurangi mobilitas baik berpergian ke luar daerah maupun luar negeri.

Baca juga: Tanggapi Tender Sirkuit Gagal, Wagub Ariza Masih Percaya Jakpro Garap Formula E Sambil Banggakan JIS

Hal ini sebagai bentuk konsekuensi yang harus dijalani imbas melonjaknya kasus Covid-19 setelah libur Nataru.

"Inilah konsekuensi yang harus kita hadapi bersama namun demikian omicron ini sekalipun penularannya 3 bahkan sampai 5 kali lebih cepat dari varian delta dan lainnya. Tapi  ini varian tidak berbahaya seperti varian delta. Tapi jangan dianggap enteng ya, jangan diremehkan," jelasnya.

Kasus Aktif Covid-19 Tembus 14.000, Gubernur Anies Mau Tarik Rem Darurat? 

Kasus aktif Covid-19 di DKI Jakarta sudah menembus angka 14.082.

Penambahan kasus pun kini sudah mencapai 3.000 per hari.

Bahkan, micro lockdown sudah diterapkan di sejumlah RT imbas banyaknya kasus yang ditemukan di lokasi tersebut.

Tercatat ada 2 RT yang masuk zona merah penyebaran Covid-19, yaitu di RT 10 RW 02 Kelurahan Krukut, Taman Sari dan RT 07 RW 01 Kelurahan Pasar Manggis, Setiabudi.

Ini kali pertama dalam 3 bulan terakhir DKI kembali punya zona merah atau kawasan dengan penyebaran Covid-19 tinggi.

Baca juga: Omicron Meningkat dan Tender Sirkuit Gagal, Pemprov DKI Tetap Optimis Balap Formula E Terlaksana

Melihat kondisi penyebaran Covid-19 yang kian mengkhawatirkan, akankah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menarik rem darurat?

Pemprov DKI melalui Dinas Kesehatan menyebutkan bahwa hingga saat ini pihaknya belum memberikan rekomendasi kepada pemerintah pusat untuk menarik rem darurat atau menaikan PPKM jadi level 3.

"Pada saat ini keputusannya mungkin belum untuk melakukan (rem darurat) itu," ucap Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinkes DKI Dwi Oktavia saat dikonfirmasi, Kamis (27/1/2022).

Anak buah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ini menjelaskan, pemantauan dan evaluasi terus dilakukan jajarannya.

Koordinasi dengan pemerintah pusat pun dilakukan setiap pekan untuk penetapan level PPKM.

"Selain tiap hari, setiap minggu (evaluasi dilakukan) dalam bentuk penetapan level PPKM yang juga berkoordinasi dengan pusat," ujarnya. 

Ia pun menyebut, pihaknya tak bisa begitu saja menarik rem darurat lantaran pembatasan kegiatan masyarakat bisa berdampak pada roda perekonomian masyarakat.

Penarikan rem darurat pun harus mempertimbangkan sejumlah aspek, seperti penambahan kasus, ketersediaan tempat tidur di rumah sakit, dan penyebarannya.

"Jadi rekomendasi (rem darurat) dari kami, kami selalu bahas dan sampaikan (hasil evaluasi sebelum menetapkan rekomendasi level PPKM)," kata Dwi.

Berita Terkini