Menurutnya, Jakpro dan IMI perlu belajar dari Arab Saudi yang sudah berpengalaman menggelar balap mobil Formula E.
"Saya kira ini sesuatu yang biasa saja kalau Jakpro merasa perlu sebagai penyelenggara datang ke sana untuk melihat dan belajar. Jadi ini enggak ada yang luar biasa ya," ucapnya di Balai Kota, Jumat (28/1/2022) malam.
Baca juga: Langgar Imbauan Jokowi hingga Nekat ke Arab Saudi Demi Formula E, Jakpro Bakal Dipanggil Komisi B
Studi banding yang dilakukan Jakpro dan IMI belakangan memang menjadi sorotan publik.
Pasalnya, perwakilan panitia Jakarta ePrix berangkat ke Arab Saudi di tengah kasus Covid-19 varian Omicron yang semakin merebak.
Terlebih, Presiden Joko Widodo sudah mengingatkan masyarakat, khususnya pejabat untuk tidak bepergian ke luar negeri.
Meski demikian, Ariza membela anak buahnya. Dia bilang, Jakpro dan IMI pergi ke Diriyah untuk belajar menjadi penyelenggara ajang balap Formula E.
Pasalnya, Juni 2022 mendatang merupakan kali pertama Jakarta menjadi tuan rumah ajang balap mobil listrik terbesar di dunia itu.
"Memang semua dilarang ke luar negeri, kecuali untuk hal-hal yang sangat penting. Silakan dicek transparansinya, keterbukaannya, apakah di sana benar-benar studi atau malah hura-hura," ujarnya.
Orang nomor dua di DKI ini pun menjamin, biaya perjalanan Jakpro dan perwakilan IMI ke Arab Saudi tidak memberatkan kas daerah.
"Tiket sekarang kan murah karena lagi covid begini. Ini kan enggak memberatkan," kata Ariza.
PDIP Geram Jakpro ke Arab Saudi Langgar Imbauan Jokowi
PDIP geram mengetahui acara studi banding pihak PT Jakarta Propertindo (Jakpro) dan Ikatan Motor Indonesia (IMI) ke Diriyah, Arab Saudi.
Diketahui, perwakilan panitia Formula E yang terdiri dari beberapa orang dari Jakpro dan Ikatan Motor Indonesia (IMI) kini tengah berada di Diriyah, Arab Saudi.
Mereka ke sana guna melakukan studi banding terkait persiapan penyelenggaraan Formula E, termasuk soal model penjualan tiket.
Hal ini pun menimbulkan pertanyaan dari dewan Kebon Sirih.