Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Pusat Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Puskopti) DKI Jakarta menginginkan importasi kedelai dikelola oleh Bulog.
Pasalnya, selama ini importasi kedelai dilakukan oleh pihak swasta dan berimbas pada fluktuasi harga.
Sekjen Puskopti DKI Jakarta Hedy Kuswanto mengatakan ada keuntungan bila wewenang ini jatuh kepada Perum Bulog.
Menurutnya, fluktuasi harga kedelai impor tidak akan terjadi setip hari atau dengan kata lain harga kedelai impor bisa dikendalikan.
"Kalau diserahkan ke swasta dari 1998 pasca orde baru, sampai sekarang itu swasta murni yang pegang. Kenapa pemerintah gak ikut masalah atau ngurusi masalah ini? Sehingga ya semaunya sendiri. Nah keuntungan ke Bulog itu stabil, tidak ada fluktuasi harga setiap hari," katanya di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (23/2/2022).
Baca juga: Audiensi dengan Fraksi PDIP, Produsen Tahu Tempe Curhat 3 Harapan soal Kenaikan Harga Kedelai
Hedy menjabarkan saat ini harga kedelai murni mencapai Rp 11.300.
Di mana sebelumnya kenaikan ini sudah merangkak naik dari Rp 8 ribu menuju Rp 9 ribu hingga menjadi Rp 11.300 di Bulan Februari 2022.
Ia pun berharap tiga tuntutan yang diajukan, yakni subsidi jangka pendek oleh pemerintah, meminta jangka panjang dengan harga kedelai ditangani oleh Badan Urusan Logistik (Bulog) serta terkait dengan kestabilan harga kedelai bisa teralisasi.
"Iya karena pemerintah sudah tanggap. Tadi sdh ditelpon lembaga baru, ketahanan pangan. Ya harapannya hal itu ( kedelai) bisa masuk ke lembaga ketahanan pangan itu. Sehingga pemerintah punya cadangan yang cukup untuk ke depan, 1 tahun atau 6 bulan, sehingga tidak ada fluktuasi harga tiap hari," tandasnya.