Panglima TNI Bukan Pimpinan Kaku, 3 Kekurangan Calon Taruna Diluluskan Asal Kompetensi Memuaskan

Penulis: Elga Hikari Putra
Editor: Yogi Jakarta
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa saat memimpin sidang Pantukhir calon taruna Akmil 2022.

TRIBUNJAKARTA.COM - Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa nampaknya membuktikan bahwa dirinya bukan pimpinan yang kaku terhadap aturan.

Setidaknya hal itu terlihat dari penilaiannya ketika memimpin Penilaian Panitia Penentu Akhir (Pantukhir) calon taruna TNI AD.

Dilansir dari Youtube Jenderal TNI Andika Perkasa, orang nomor satu di TNI itu luwes terhadap kekurangan yang dimiliki calon taruna TNI.

Salah satunya ketika dia meluluskan calon perwira karir TNI AD yang berasal dari lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Wanita calon perwira prajurit karier TNI AD itu memiliki psikologi dan akademi yang bagus, namun tak memenuhi syarat administrasi.

Baca juga: Miliki Masa Lalu Kelam dan Pemabuk, Pria Ini Direstui Jenderal Andika Sebagai Calon Pimpinan TNI

Saat sidang Pantukhir itu setidaknya disebutkan ada tiga kekurangan dari calon perwira prajurit karier TNI AD bernama Rifqha Aulina.

Antara lain tinggi badannya kurang 1 sentimeter dari syarat minimal, mata minus 1,5 dan untuk faktor jasmani kaki dia x 7 sentimeter.

Meski begitu, melihat psikologi dan akademi Rifqha yang memuaskan, Jenderal Andika pun meluluskan Rifqha kendati dengan catatan.

Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa saat memimpin sidang Pantukhir calon taruna Akmil 2022. (Youtube Jenderal TNI Andika Perkasa)

"Yaudah ini kasih catatan, kasih bintang ya.

Diterima tapi kasih binyang," tutur Jenderal Andika.

Ingin mengabdi

Sementara itum Rifqha mengatakan dirinya berniat menjadi dokter militer karena ingin mengabdikan ilmunya kepada masyarakat.

"Militer memiliki korps kesehatan yang besar di seluruh Indonesia sehingga saya bisa memperluas pengabdian saya," kata dia.

Adapun sosok dokter militer yang membuatnya begitu menggebu berkarir di TNI ialah Brigjen Dewi yang merupakan dokter spesialis paru.

Rifqha Aulina, lulusan fakultas kedokteran yang diterima sebagai calon perwira prajurit karier TNI AD. (Youtube Jenderal TNI Andika Perkasa)

"Beliau perempuan dan bisa memiliki pangkat tinggi.

Itu meyakinkan saya dengan menjadi perempuan tidak membatasi untuk berkarir di tentara," ujar Rifqha.

Luluskan mantan pemabuk

Dalam kesempatan yang sama, Jenderal Andika juga meluluskan mantan pemabuk sebagai calon taruna Akmil.

Awalnya, Mental ideologi Didi dinilai tidak memenuhi syarat karena pernah menjadi pemabuk sewaktu bekerja sebagai pemandu wisata di Gili Trawangan.

Namun menurut Jenderal Andika alasan itu tidak relevan bila harus membuat Didi gugur sebagai calon taruna Akmil.

Baca juga: Perjuangan Adik-Kakak Lulus Akmil Bersama: Menangis Lihat Adik Diploco Hingga Saling Bantu Diam-Diam

Dengan tegas, dia pun meloloskan Didi sebagai calon prajurit Akmil tahun 2022.

"Masa lalu. Begiru dia diterima, semua peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Jadi ini (suka mabuk di masa lalu) tidak relevan," tegas Jenderal Andika saat meloloskan Didi.

Adapun Didi menyebut masuknya dia dalam dunia malam karena berkaitan dengan masa lalunya yang pernah bekerja sebagai pemandu wisata di Gili Trawangan.

Dilansir dari Youtube Jenderal TNI Andika Perkasa, Didi mengakui pekerjaannya kala itu membuatnya dekat dengan dunia malam.

Didi Angga Wiharja, mantan pemabuk yang lolos jadi calon taruna Akmil. (Youtube Jenderal TNI Andika Perkasa)

Hampir tiap malam dia datang ke lokasi pesta yang seolah sudah membudaya di Gili Trawangan.

"Saya pernah tinggal di Gili Trawangan.

Di sana tempat liburan anak muda yang terkenal dengan kehidupan malam atau partynya," tutur Didi.

Dari awalnya sungkan, Didi kala itu sampai terbiasa menenggak minuman keras di tiap malamnya.

Alasan profesionalitas membuatnya menjadi akrab dengan minuman keras.

"Yang namanya kita bergerak di pariwisata, kita harus memberikan servis yang baik ke tamu.

Kisah Lainnya, Anak Tukang Pijat Jadi Taruna Akmil

Jalan berliku dilalui seorang anak tukang pijat dari Pamekasan, Madura dalam menjalani karirnya sebagai seorang prajurit TNI.

Tak putus asa saat gagal seleksi bintara TNI AD, siapa sangka Muhammad David Fatoni kini justru diterima sebagai taruna Akademi Militer (Akmil) Tahun 2021 ini.

Adapun perjuangan keras dan pantang menyerah dilakukan David sejak lama demi menjadi seorang TNI.

Cita-cita David menjadi seorang prajurit TNI sudah tertanam sejak kecil.

Letak tempat tinggalnya yang dekat Koramil di wilayah Pamekasan, Madura menjadikannya begitu mengagumi sosok TNI.

Baca juga: Dicibir karena Anak Tukang Pijat, Mental David Tak Tumbang: Buktikan Diri Lolos jadi Taruna Akmil

"Disana saya sering melihat tentara yang sedang piket.

Yang saya lihat tentara itu berwibawa, gagah perkasa dan dihargai banyak orang.

Disitulah tumbuh dalam hati saya untuk menjadi seorang tentara muncul," kata David dilansir TribunJakarta.com dari Youtube TNI AD, Senin (27/9/2021).

Muhammad David Fatoni saat mengikuti seleksi Akmil. (Youtube TNI AD)

Lantaran menyadari untuk menjadi seorang TNI itu memerlukan fisik yang kuat, sejak SD David sudah menekuni bidang olahraga atletik.

Di bidang atletik, prestasi David pun cukup mentereng.

Dia menjadi juara tingkat kecamatan pada kelas 6 SD.

Bakatnya makin terpoles ketika SMP dimana dia berhasil menjadi juara di tingkat Provinsi Jawa Timur.

David menyadari adanya kemampuan berlari dalam dirinya banyak membantunya ketika mengikuti tes seleksi Akmil.

"Saya bisa melakukan lari dengan nilai yang tinggi dan bisa memaksimalkan skor," tuturnya.

Berita Terkini