Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNJAKARTA.COM, MENTENG - Muslim (63), warga kurang mampu di Menteng, Jakarta Pusat ini akhirnya bisa tidur di kasur yang empuk.
Sebelumnya, adik dari Ta'ang Baharudin (69) tersebut hanya rebahan di lantai beralaskan tikar dan tak bisa berjalan.
Ia sempat mengalami luka di tempurung kaki kiri yang cukup parah.
Luka itu menganga dan masih basah.
Setelah mendapatkan pertolongan dari tim Kementerian Sosial RI, Muslim sempat dilarikan ke Rumah Sakit Budhi Asih pada Selasa (14/6/2022) malam.
Tim Kemensos juga memberikan bantuan beberapa kasur untuk tidur Muslim dan keluarganya di rumah.
Baca juga: Dapat Kado Gerobak Kayu Terindah dari Risma, Warga Miskin Menteng Ini Girang: Makasih Bu Menteri!
"Kemarin Pak Muslim tidurnya masih di lantai tanpa kasur. Kita sudah berikan kasur tinggal papannya yang belum," kata Pekerja Sosial Sentra Mulya Jaya Kemensos RI, Aida Fitriani kepada TribunJakarta.com di rumah Ta'ang, kawasan Menteng, Jakarta Pusat, pada Kamis (23/6/2022).
Selain itu, pihaknya juga memberikan bantuan obat-obatan, buah-buahan, biskuit dan madu.
Muslim akan diawasi terkait kondisi kesehatannya oleh pihak Kemensos.
"Untuk pak Muslim kami sudah memberikan bantuan nutrisi dan akan kontrol terus penyakit yang dideritanya," kata Aida.
Tinggal Kesusahan di Kawasan Elite Menteng
Ta'ang Baharudin (69) hidup di senja kala usia. Tubuh rentanya tak lagi mampu beraktivitas seperti biasanya.
Semenjak kaki kanannya membengkak akibat terbentur meja, Ta'ang lebih banyak duduk dan beristirahat di rumahnya yang tak layak huni.
Kakek itu sehari-hari tak memiliki penghasilan buat hidupnya. Pekerjaan fisik sudah jelas, tubuhnya tak lagi mampu.
Di rumah reyotnya di RT 001 RW 009 Menteng, Jakarta Pusat, itu, Ta'ang hidup bersama kedua adiknya dan satu keponakannya bernama Muslim (63), Jamaludin (52) dan Bagas (23).
Baca juga: Pengamat Azas Tigor: Kebijakan Pendidikan di Era Anies Baswedan Tak Berpihak ke Masyarakat Miskin
Muslim kini lebih banyak duduk selonjoran beralaskan tikar di bawah lantai semen. Ia sudah tak bisa berjalan. Terlihat ada luka di kaki kirinya yang menganga dan masih basah.
Katanya, luka itu tak kunjung sembuh dan malah makin memburuk.
Karena tak bisa berjalan, Muslim makan dan minum lesehan sambil menonton tv cembung.
Disediakan sebuah wadah untuk Muslim buang air kecil. Bila penuh isinya dibuang oleh penghuni lain.
Jamaludin, juga tak bekerja. Pria berambut gondrong itu dalam kesehariannya hanya menemani kedua kakaknya saja di rumah.
Sementara Bagas, keponakan satu-satunya, sudah lama menganggur. Barangkali hidup anak muda itu terpengaruh oleh lingkungan yang miskin di sekitarnya itu.