Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Politikus PDIP Gilbert Simanjuntak blak-blakan mengkritik Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang mengundang tukang bakso saat konferensi pers Formula E di Balai Kota pada Jumat (24/6/2022) lalu.
Menurutnya, hal ini justru bertolak belakang dengan kebijakan Anies soal penyelenggaraan balap mobil bertenaga listrik itu.
Pasalnya, kehadiran UMKM seharusnya menjadi penanda bagi pemerintah yang peduli dengan rakyatnya.
Namun, di sisi lain Anies justru menggelontorkan dana ratusan miliar rupiah untuk menggelar balapan yang hanya berlangsung sehari pada 4 Juni 2022 kemarin.
"Saat Anies mempertunjukkan tukang bakso, ini menjadi sesuatu oxymoron atau paradoks saat mempertontonkan tukang bakso di Formula E, tetapi uang APBD dihambur-hamburkan Rp840,7 miliar untuk orang asing," ucapnya dalam keterangan tertulis, Senin (27/6/2022).
Baca juga: Kisah Tukang Bakso Pemilik UMKM Terbaik saat Formula E yang Diundang Anies Makan Malam di Balai Kota
Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta ini pun menilai Anies menunjukan seakan peduli dengan rakyat, namun di sisi lain orang nomor satu di ibu kota tak pernah memberikan solusi dalam mengentaskan kemiskinan.
Program permodalan bagi UMKM pun dinilai sangat minim di era Gubernur Anies Baswedan.
Padahal saat kampanye lalu Anies Baswedan sudah gembar-gembor dengan program OK OCE atau yang kini berganti nama jadi JakPreneur.
"Warga Jakarta di kalangan bawah terpuruk dan tidak mendapat dana UMKM dari APBD DKI," kata dia.
"Anies seakan pro penderitaan rakyat, tetapi tidak memberikan penyelesaian yang membumi soal penderitaan rakyat," tambahnya menjelaskan.
Bahkan, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan adanya peningkatan angka kemiskinan di era Gubernur Anies Baswedan.
Pada September 2017 lalu, angka kemiskinan di DKI berada di kisaran 3,78 persen atau 393.130 jiwa.
Baca juga: Anies Baswedan Rajin Banggakan JIS dan Formula E Jelang Lengser, Pengamat: Pamer Menuju Pilpres 2024
Angka ini kemudian meningkat 0,89 persen pada periode September 2021 menjadi 4,67 persen atau 498.290 jiwa.
Artinya, jumlah orang miskin di ibu kota bertambah 105.160 orang sejak Anies Baswedan menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.