TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Ketua Umum Taruna Merah Putih (TMP) Maruarar Sirait mengajak para mahasiswa Universitas Indonesia (UI) harus memiliki karakter yang kuat.
Sebab, untuk menjadi pemimpin harus memiliki karakter yang diasah sejak duduk di bangku kuliah.
Demikian disampaikan Maruarar saat menjadi pembicara dalam diskusi Grand Design Politik dan Kepemimpinan Nasional: Prospek Kontribusi Generasi Muda Mewujudkan Indonesia Emas 2045 di Kampus Universitas Indonesia (UI) Depok, Jawa Barat Senin (27/6/2022).
Hadir dalam kegiatan yang dihadiri ribuan peserta itu antara lain Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid, Walikota Bogor Bima Arya, dan Direktur SKSG UI Athor Subroto, Ph.D.
Maruarar mengajak adik-adik mahasiswa yang hadir selain aktif kuliah dan berprestasi secara akademik tapi juga mau aktif berorganisasi serta mau memulai bisnis, hal tersebut harus dilakukan bersamaan.
Baca juga: Ribuan Peserta Hadiri Leader Talk Unpar, Ada Patrick Walujo, Maruarar Sirait hingga Ivan Sadik
Menurut Ara, sapaan Maruarar Sirait, tidak ada pemimpin hebat yang lahir dengan tantangan yang biasa-biasa saja. Namun pèmimpin hebat pasti dengan tantangan yang besar dan komplek.
"Coba belajar sama Kang Bima Arya Walikota Bogor, sahabat baik saya. Beliau pemimpin yang pancasilais, pencapain beliau sebagai walikota, pasti karna tempaan yang tidak biasa pada saat beliau berproses menjadi mahasiswa," ujar Ara.
Ara juga memuji sahabat baiknya Yenny Wahid. Menurutnya, Yenny adalah tokoh perempuan hebat yang dimiliki bangsa ini.
"Kita perlu banyak belajar sama beliau, Anak Presiden, Ketua NU dan Ketua PKB, Gusdur. Tentunya tantangannya tidak mudah, tidak banyak yang seperti beliau yang masih membumi dan pengaruh sekalipun saat ini tidak menjabat apa-apa," tuturnya.
Selain mengikuti desain pendidikan yang sudah bagus di Universitas Indonesia, Ara melanjutkan, yang paling penting dipersiapkan mahasiswa adalah menjadi pemimpin adalah integritas, karakter dan membangun super tim.
Baca juga: Maruarar Sirait Apresiasi Penegakan Hukum Tanpa Pandang Bulu Jaksa Agung St Burhanuddin
"Selain itu kampus harus mempersiapkan mahasiswa menghadapi realitas, harus siap menang, siap kalah. Karena tidak semua yang baik yang berprestasi dikehidupan nyata mereka yang menang. Itu yang sama sama harus kita siapkan menyongsong generasi emas, Indonesia 2045," tambah putra sulung tokoh nasional Almarhum Sabam Sirait itu.
Maruarar yakin, 10 sampai 20 tahun kedepan aman hadir pemimpin hebat bagi yang mengikuti diskusi luar biasa itu.
Untuk itu, dia menyerukan agar para generasi muda memiliki mimpi yang tinggi.
"Saya mau sampaikan kepada adik adik berpikir besar tinggi itu penting," katanya.
Meskipun begitu, Maruarar mengingatkan mimpi tidak akan terwujud jika tidak ada tindakan nyata. Baginya, setiap gerakan merupakan langkah awal dalam merealisasikan mimpi-mimpi yang sudah direncanakan dengan matang.
Hal tersebut juga berlaku bagi pemerintah yang sudah menyusun target-target pembangunan.
"Jangan sampai lupa bertindak sekecil apapun, memulai dari apa yang bisa kita lakukan," ucap Ara.
Sementara itu, Yeni Wahid, menjelaskan bahwa kepemimpinan nasional sekarang ini banyak sekali orang yang hanya fokus kepada siapa, mau siapa menjadi Presiden nanti.
"Berikutnya fokusnya ke sana yang dilihat figur figurnya saja tetapi kadang kita lupa bertanya sebetulnya proses berpolitik kita Grand desainnya itu harus diarahkan kepada calon kepada fitur atau kepada tujuan tujuan kita berpolitik ini Apa tujuan kita untuk memilih calon itu apa tantangan kita sebagai bangsa itu apa," ungkapnya.
Untuk itu, ia mengajak adik-adik mahasiswa Universitas Indonesia untuk bicara beyond the fingers yang melampaui figur figur yang ada tetapi bicara pada tujuan berpolitik bangsa.
"Kita ini mau ngapain politik ini dan adalah alat alat untuk apa mencapai konsensus bersama mencapai konsensus, bagaimana negara kita ini dengan penduduk ratusan juta negara dengan populasi keempat terbesar di dunia ini akan dikelolanya seperti apa agar tercipta tujuan bersama kita menjadi negara yang merdeka berdaulat masyarakatnya, rakyatnya makmur dan sejahtera negara kita aman," jelasnya.
Tujuan kita berpolitik, kata dia, adalah untuk memilih pemimpin memilih sistem pemerintahan yang kemudian akan bisa membuat rakyatnya bahagia rakyatnya sejahtera.
"Kita aman-aman saja dan kita bisa menjadi negara yang merdeka berdaulat memainkan peran besar dalam kancah perpolitikan dunia seperti yang saat ini sedang dilakukan oleh Presiden Jokowi mampir ke ukurannya sama mau mampir ke Rusia tujuannya apa sih, tujuannya untuk mencoba mendamaikan," katanya.
Karena efek konflik perang Rusia dan Ukraina telah membuat harga-harga minyak goreng jadi naik.
"Hal sepele kelihatannya tetapi ternyata berdampak karena kita sudah menjadi Global market ya pasar global," pungkasnya.