Viral Bocah Kakinya Diikat Rantai

Datangi RSUD Bekasi, Kak Seto Ungkap Bocah yang Diikat Rantai Alami Tekanan Psikologi Dahsyat

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum LPAI Seto Mulyadi di RSUD Kota Bekasi usai menjenguk anak diikat rantai, Jumat (22/7/2022).

Laporan wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar

TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI SELATAN - Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi menjenguk R (15), bocah diikat rantai di Bekasi, Jumat (22/7/2022).

Seto datang ke RSUD Kota Bekasi, R saat ini masih menjalani perawatan medis sambil dilakukan visum untuk kepentingan penyelidikan.

Menurut Seto, R merupakan anak yang cerdas. Dia tidak termasuk dalam kategori keterbelakangan mental.

"Pertama saya lihat kalau ini dibilang keterbelakangan mental, memang agak sulit untuk diterima," kata Seto di Bekasi.

Menurut Seto, R memiliki daya ingat yang baik dan komunikatif. Dia diduga menderita tekanan yang dahsyat sehingg mengganggu Psikologinya.

Baca juga: Nasib Merana Bocah 15 Tahun Kakinya Diikat Rantai Gegara Suka Makan, Sosok Ini Langsung Diinterogasi

"Tapi mungkin karena penderitaan jangka panjang apakah karena masalah kurang gizi, kekerasan, tekanan-tekanan,

"Jadi pada dasarnya anak yang normal, cerdas tetapi mungkin tekanan yang sangat dahsyat, sehingga berpengaruh pada perkembangan kondisi psikologisnya," paparnya.

Ketua Umum LPAI Seto Mulyadi di RSUD Kota Bekasi usai menjenguk anak diikat rantai, Jumat (22/7/2022). (TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar)

Dia juga mengapresiasi tindakan cepat warga yang berani melapor, upaya perlindungan anak harus melibatkan semua pihak.

Baca juga: Ada Indikasi Kekerasan Fisik Terhadap Bocah Diikat Rantai di Bekasi: Ayah Suka Nonjok

"Kami apresiasi terhadap bapak Kapolres yang cepat bertindak begitu ada laporan dari masyarakat. Kami mohon agar masyarakat tetap percaya kepada polisi, tetap lapor polisi nomor satu," jelasnya.

"Kita juga tahu dalam undang-undang perlindungan anak, siapapun yang mengetahui ada kekerasan terhadap anak atau penelantar, mohon berani melapor, itu yang paling penting," tegas dia.

Orang Tua yang Ikat Kaki Anaknya Pakai Rantai Masih Bisa Nafas Lega, Polisi Belum Tetapkan Tersangka

Terkuak profesi orangtua yang diduga menyiksa seorang bocah laki-laki berinisial R (15) di Jatiasih, Bekasi. (Tangkapan layar di Instagram)

Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Polisi Hengki mengatakan, status orangtua R bocah yang diikat rantai masih sebagai saksi, Jumat (22/7/2022). 

"Ya status masih saksi. Karena hasil visum belum ada dan kita juga masih periksa R," kata Hengki kepada wartawan.

Dalam pemeriksaan R, pihaknya juga melibatkan sejumlah pihak salah satunya Komisi Perlintasan Anak Daerah (KPAD). 

"Nanti juga perlu pendamping oleh pihak KPAD semua dalam hal penerjemahan apa yang disampaikan oleh adek kita R," jelas dia. 

Selain itu, penyidik Polres Metro Bekasi Kota juga memeriksa sejumlah saksi diantaranya tetangga sekitar kediaman R.

Baca juga: Nasib Merana Bocah 15 Tahun Kakinya Diikat Rantai Gegara Suka Makan, Sosok Ini Langsung Diinterogasi

"Saksi ada dari ahli, KPAD, tetangga yang melihat pertama, ada yang di Jatikramat, Jatiasih, bu Wati nanti kita akan periksa," jelasnya. 

Orangtua berinisial P dan A juga sampai saat ini masih berada di Polres Metro Bekasi Kota.

Kapolres Bekasi Kota Kombes Polisi Hengki bersama R dan pendampingnya di Mapolres Jalan Pangeran Jayakarta, Bekasi, Kamis (21/7/2022). (Yusuf Bachtiar/TribunJakarta.com)

Keduanya menjalani pemeriksaan terkait dugaan kekerasan terhadap anak. 

"P dan A selaku orangtua sedang dilakukan pemeriksaan oleh Satreskrim, barang bukti rantai tali terkait motif akan diperiksa lebih lanjut," tegasnya. 

Ayah R bekerja sebagai pengemudi.

Sedangkan ibunya bekerja sebagai guru di Sekolah Luar Biasa (SLB) di Pondok Gede, Kota Bekasi.  

"Perlu diketahui, P ayahnya merupakan ayah kandung, sedangkan ibunya berinisial A merupakan ibu sambung (tiri)," ungkap Hengki. 

Baca juga: Ada Indikasi Kekerasan Fisik Terhadap Bocah Diikat Rantai di Bekasi: Ayah Suka Nonjok

Di rumah Jatikramat, R tinggal dengan kedua orangtuanya serta nenek yang usianya sudah sepuh.  

Kondisi fisik R memang terlihat kurus, polisi mendalami dugaan penelantaran yang dilakukan orangtua.  

"Kurus fisikinya, terus dia juga lapar terus. Karena mungkin saya tidak tau mungkin ga dikasih makan berhari-hari," terang Hengki.

Ayah Suka Nonjok

Ilustrasi kekerasan anak atau penganiayaan anak (Tribun Pekanbaru)

Ada indikasi kekerasan fisik terdahap bocah laki-laki yang diikat rantai di Bekasi.

Hal ini terungkap saat korban berbincang dengan Kapolres Metro Bekasi Kota, Kamis (21/7/2022). 

Polres Metro Bekasi Kota telah membawa R (15), bocah diikat rantai oleh orangtuanya di Jatikramat, Jatiasih, Kota Bekasi. 

R sebelumnya sempat mendapatkan perawatan medis dan visum di RSUD Kota Bekasi.

Baca juga: Ditangkap Paksa Polisi di Mal saat Bersama Anak, Ekspresi Nikita Mirzani Disorot

Pihak kepolisian selanjutnya mengajak bocah laki-laki itu ke Mapolres Bekasi Kota Jalan Pangeran Jayakarta. 

Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Polisi Hengki sempat berbincang dengan R usai mengajaknya makan. 

Baca juga: Viral Bocah Dirantai di Bekasi, Polisi Temukan Fakta Berikut yang Buat Si Orang Tua Dibidik

Saat berbincang dengan Kapolres, R menilai polisi telah bersikap baik tidak seperti bapaknya yang kerap memukul. 

"Bapak (kapolres) tidak seperti ayahnya suka nonjok," kata R sambil diterjemahkan seorang wanita yang mendampinginya. 

Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Hengki mengatakan, pihaknya saat ini masih melakukan penyelidikan terhadap orangtua R. 

"P dan A selaku orangtua sedang dilakukan pemeriksaan oleh Satreskrim, barang bukti rantai tali terkait motif akan diperiksa lebih lanjut," kata Hengki. 

Hengki memastikan, P dan A kini sudah berada di Mapolres Bekasi Kota.

Ilustrasi kekerasan anak (Kompas.com/shutterstock)

Status keduanya masih sebagai saksi dalam dugaan kekerasan terhadap anak. 

"Belum tahu kita, apakah jadi tersangka atau engga kan masih didalami, dibuktikan dulu, kita buktikan dulu dengan visum," ujarnya. 

Ayah R bekerja sebagai pengemudi, sedangkan ibunya bekerja sebagai guru di Sekolah Luar Biasa (SLB) di Pondok Gede, Kota Bekasi.

Baca juga: Korban Kekerasan Seksual Motivator Julianto Eka Putra Tak Ajukan Restitusi, Ini Keinginan Mereka

"Perlu diketahui, P ayahnya merupakan ayah kandung, sedangkan ibunya berinisial A merupakan ibu sambung (tiri)," ungkap Hengki. 

Di rumah Jatikramat, R tinggal dengan kedua orangtuanya serta nenek yang usianya sudah sepuh. 

Kondisi fisik R memang terlihat kurus, polisi mendalami dugaan penelantaran yang dilakukan orangtua. 

"Kurus fisikinya, terus dia juga lapar terus. Karena mungkin saya tidak tau mungkin ga dikasih makan berhari-hari," terang Hengki.

Berita Terkini