Cakupan Imunisasi Bagi Anak Kian Turun Sejak Pandemi, Anies Baswedan Bicara ke Emak-Emak

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kecamatan Cilincing memulai Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) selama bulan Agustus 2022.

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ajak orangtua untuk lengkapi imunisasi anak mereka.

Pasalnya, kata Anies, sekitar 800 ribu anak di seluruh Indonesia berisiko lebih besar tertular penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin seperti difteri, tetanus, campak, rubella, dan polio.

Melalui imunisasi, sedari awal tubuh diperkenalkan untuk memerangi penyakit. Sehingga proses imunisasi sangat dianjurkan untuk dilakukan secara rutin dan lengkap pada usia anak.

Baca juga: Cegah Campak hingga Hepatitis, Kecamatan Cilincing Gelar Bulan Imunisasi Anak Selama Agustus 2022

"Kami mengajak seluruh orangtua untuk ambil tanggung jawab lindungi anak-anak. Bagi orang tua penting untuk melindungi anak-anak yang kita cintai. Jangan biarkan anak-anak berinteraksi dengan lingkungan tanpa terlindungi imunisasi," ucapnya di RSUD Cengkareng, Rabu (3/8/2022).

Anies menjabarkan, pandemi Covid-19 membuat imunisasi rutin lengkap untuk anak menurun cakupannya.

Berdasarkan data rutin terbaru Kementerian Kesehatan RI, cakupan imunisasi dasar lengkap telah menurun secara signifikan sejak awal pandemi, dari 84,2 persen pada tahun 2020, menjadi 79,6 persen pada tahun 2021.

Guna mengejar kekurangan cakupan tersebut, pemerintah menyelenggarakan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN).

Di mana, Pemprov DKI Jakarta ikut mengkampanyekan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) selama bulan Agustus tahun 2022, yang pelaksanaan awalnya telah dilakukan di RSUD Cengkareng pada hari ini.

"Seluruh anak-anak, bukan hanya anak-anak kita tetapi keponakan dan lainnya. Tanyakan sudahkah mengambil kesempatan (melengkapi status imunisasi), kalau belum ajak untuk mereka imunisasi, tambahan campak rubela. Kami sering mengimbau ketika kita melihat ada anak-anak, pandanglah mereka sebagai anak kita,” lanjutnya.

Sebagai informasi, penurunan cakupan imunisasi rutin disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk gangguan rantai pasokan, aturan pembatasan kegiatan, dan berkurangnya ketersediaan tenaga kesehatan.

Hal ini menyebabkan penghentian sebagian layanan vaksinasi pada puncak pandemi.

Survei Kementerian Kesehatan dan UNICEF yang dilakukan pada tahun 2020 juga menemukan bahwa setengah dari orang tua dan pengasuh yang disurvei enggan membawa anaknya ke fasilitas kesehatan karena takut tertular COVID-19 atau khawatir tidak ada protokol kesehatan yang tepat.

Dalam hal ini, Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Kesehatan DKI Jakarta memiliki sasaran bayi dan balita usia 9-59 bulan dengan imunisasi yang diberikan adalah imunisasi tambahan Campak Rubella tanpa memandang status imunisasi.

Serta imunisasi kejar bagi yang belum lengkap imunisasi Polio Oral sebanyak 4 kali, Polio Suntik sebanyak 1 kali, dan DPT-Hb-Hib (Pentabio) sebanyak 3 kali.

Berita Terkini