Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, JATINEGARA - MRF (14), Anak berkebutuhan Khusus (ABK) siswa kelas VIII di satu SMPN wilayah Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur sempat meninggalkan pesan sebelum jatuh dari lantai tiga sekolahnya.
Kepala SMPN tempat MRF belajar, Ita Nurwati mengatakan anak didiknya itu sempat meninggalkan pesan dalam bentuk gambar yang dititipkan kepada seorang siswi teman korban.
Pesan tersebut diketahui setelah Wali Kelas MRF menanyakan apakah saat korban jatuh pada Selasa (2/8/2022) sekira pukul 12.19 WIB karena dirundung atau sebab lainnya.
"Kata anak-anak enggak ada (bully) kok bu. Lalu ada anak putri, si PI menghampiri wali lelas. Dia memberikan handphone (korban) dengan kertas dalam keadaan terlipat," kata Ita, Jumat (19/8/202).
Berdasar keterangan PI, MRF yang merupakan Anak berkebutuhan Khusus (ABK) menitipkan handphone dan secarik kertas buku tulis berisi gambar dibuat korban.
Baca juga: Siswa ABK Terjatuh dari Lantai 3 Sekolah di Jatinegara, Kondisi Terkini Korban Diungkap Kepsek
Dalam gambar tersebut, korban menuliskan namanya dan tampak membuat ilustrasi seseorang jatuh dari lantai tiga, emoji hati, emoji patah hati, serta emoji wajah sedih.
"Wali lelas buka gambarnya kaget. Kebetulan ada siswa namanya SA, SA memang dipercaya sama ibunya untuk mendampingi si MRF. Jadi SA itu tahu password, handphonenya," ujarnya.
Setelah SA membuka aplikasi WhatsApp pada handphone MRF, pihak sekolah mendapati korban sempat memotret gambar dibuatnya lalu dikirim kepada ibu MRF hingga tiga kali.
Ita menuturkan foto gambar tersebut juga sempat dikirim MRF melalui aplikasi WhatsApp kepada sejumlah siswa, namun dia mengaku tidak mengetahui pasti berapa siswa mendapat pesan.
"Itu (pesan dikirim) jam 12.13 WIB, sedangkan MRF jatuhnya 12.19 WIB. Akhirnya setelah itu kami kumpulkan, panggil anak-anak. Kami panggil, ketemu dengan guru BK," tuturnya.
Ita menuturkan berdasar keterangan teman MRF kepada guru Bimbingan Konseling (BK) sebelum kejadian korban sempat mengajak PI keluar ruang kelas, tapi ajakan ditolak.
Sementara berdasar keterangan siswi lain yang mengaku melihat langsung kejadian, MRF sempat berdiri seorang diri di tembok pembatas dalam posisi tubuh menghadap ruang kelas.
Baca juga: Ditinggal ABK Beli Makan Sahur, Kapal Cumi Hangus Terbakar di Pelabuhan Muara Baru
"Jadi posisi jatuh kata (saksi) membelakangi dinding, menghadap kelas. Jatuh dengan posisi kepala terlentang, tapi posisi jatuh di lapangan dalam keadaan miring," lanjut Ita.
Ita mengatakan berdasar hasil penelusuran pihak sekolah tidak ditemukan adanya indikasi MRF jadi korban perundungan teman-teman satu kelas atau murid lain.
Menurut pihak sekolah, MRF yang merupakan seorang penyandang disabilitas tunawicara dan tunarungu menikmati proses pembelajaran bersama teman-teman.
"Bahkan kalau pulang sekolah menunggu ibunya dia pasti mampir ke ruang wakil, karena ada Wali Kelasnya. Kadang-kadang tiduran di situ, kalau dia haus bilang minta minum, jajan," sambung Ita.
MRF sempat dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, Kecamatan Pulogadung untuk menjalani operasi di kepala akibat luka saat jatuh dari lantai tiga ke lapangan.
Namun setelah mendapat penanganan medis di RSUP Persahabatan MRF kini sudah diperbolehkan pulang meski harus menjalani rawat jalan dan belum dapat masuk sekolah.
Sebelumnya, seorang siswa kelas VIII berinisial MRF (14) di satu SMPN wilayah Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur jatuh dari lantai tiga sekolahnya hingga terluka.
Kepala SMPN tempat MRF belajar, Ita Nurwati mengatakan anak didiknya yang merupakan anak berkebutuhan khusus (ABK) tersebut jatuh pada Selasa (2/8/2022) sekira pukul 12.19 WIB.
"Kejadiannya pas jam istirahat kedua. Saya hanya tahunya dia sudah jatuh di lapangan dari lantai tiga," kata Ita di Jatinegara, Jakarta Timur, Jumat (19/8/2022).
Oleh siswa kelas IX yang saat kejadian berada di lokasi, MRF yang merupakan penyandang disabilitas tunawicara dan tunarungu sempat dibawa ke ruang Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
Dari UKS MRF lalu dibawa pihak sekolah ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, Kecamatan Pulogadung yang berada dekat dari lokasi guna mendapat penanganan medis.
"Secara fisik tidak ada luka, tidak ada pendarahan. Cuman lecet, tapi setelah sampai di ruang UGD, diperiksa dokter UGD Alhamdulillah enggak ada yang patah," ujarnya.
Hanya saja, Ita menuturkan MRF mengalami luka di bagian kepala sehingga pada malam hari kejadian tim dokter RSUP Persahabatan bergegas melakukan tindakan operasi.
MRF sempat menjalani rawat inap di RSUP Persahabatan, namun kini sudah diperbolehkan pulang ke rumahnya meski harus menjalani rawat jalan dan belum dapat bersekolah.
"Sudah dalam posisi istirahat di rumah. Mudah-mudahan segera sehat, kembali lagi ke sekolah," tuturnya.