"Kita juga bingung. Mereka kan mata pencahariannya emang seperti itu (pengedar narkoba). Sekarang kalau kita usik mereka, nanti kalau ada apa-apa terus kita diapa-apain sebelum polisi dateng bagaimana?"keluh Y kepada TribunJakarta.com di PAUD tersebut pada Senin (17/10/2022).
Y mengetahui bahwa lingkungannya yang tidak aman ini sering digerebek polisi.
Setiap ada penggerebekan, biasanya ia meminta agar anak-anak didikannya jangan keluar rumah termasuk anak-anaknya.
"Sebenarnya udah enggak nyaman dan enggak bagus untuk anak-anak lingkungan ini. Cuman selagi kita enggaj usik mereka, masih aman-aman aja," pungkasnya Y.
Baca juga: Dosa Besar Teddy Minahasa, Sang Jenderal Bintang 2 Ikut Dukung Kampung Bahari Jadi Sarang Narkoba
Sementara itu, warga lainnya, Sira (39) justru sudah bersikap apaatis alias "masa bodo" dengan kondisi lingkungan tempat tinggalnya ini.
Tak terlihat kerisauan di wajah Sira meski polisi melakukan penggerebekan di kampungnya itu.
Bahkan, ia dan anak bungsunya yang berusia 7 tahun hanya duduk sembari melihat apa yang dilakukan aparat kepolisian saat melakukan penggerebekan.
Ibu empat anak tersebut mengaku sudah terbiasa dengan penggerebekan narkoba yang terjadi di kampungnya.
"Udah biasa aja. Bodoh amat," katanya kepada TribunJakarta.com di lokasi pada Senin (17/10/2022).
Tak dimungkiri, kampungnya sudah dikenal sebagai sarang narkoba.
Banyak orang dari luar yang masuk ke kampungnya hanya untuk menikmati narkoba jenis sabu.
Ia dan anak-anaknya sering melihat orang memakai narkoba di bilik samping rumah, tempatnya mengontrak.
Namun, ia enggan untuk menegur aktivitas terlarang itu lantaran takut mendapatkan perlawanan.
"Ya melihat. Kita biasanya di kamar tidur aja. Anak-anak saya pada kelayapan namanya anak kecil. Ya terus gimana mau ngomel-ngomel ke mereka? Nanti malah diomelin yang ada. Masa bodoh aja," lanjutnya.
Sira dan suami sebenernya ada rasa khawatir juga dengan lingkungan kampungnya itu.