Serapan Anggaran DKI Rendah, PDIP Nilai TGUPP Era Gubernur Anies Baswedan Biang Kerok

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kolase Foto Ketua Fraksi PDIP Gembong Warsono dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono menuding TGUPP era Anies Baswedan biang kerok rendahnya serapan anggaran Pemprov DKI tahun 2022.

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono menuding Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) era Gubernur Anies Baswedan sebagai biang kerok rendahnya serapan anggaran Pemprov DKI di tahun 2022 ini.

Ia menyebut, banyak program kerja Pemprov DKI di tahun ini yang justru disusun TGUPP.

"Program yang didaratkan di dinas A sebetulnya inisiatornya bukan kepala dinasnya, tapi mungkin inisiatornya muncul dari TGUPP," ucapnya saat dikonfirmasi, Rabu (2/11/2022).

"Sehingga dalam eksekusi mereka jadi setengah-setengah, karena itu maka yang terjadi penyerapannya akan rendah," sambungnya.

Politikus senior ini bilang, selama lima tahun terakhir dipimpin Gubernur Anies Baswedan, TGUPP acap kali melakukan intervensi terhadap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

Baca juga: Serapan Anggaran DKI Jakarta Tahun 2022 Baru 55,91 Persen, Komisi A DPRD Paling Tinggi

Hal ini pun mengakibatkan jajaran Pemprov DKI tak bisa bekerja maksimal sehingga program tersebut tak bisa dijalankan secara baik yang berpengaruh pada rendahnya serapan anggaran.

"Seorang kepala dinas kan akan merencanakan membuat program, kemudian menganggarkan suatu program kegiatan," ujarnya.

"Tetapi kalau perencanaan program bukan muncul dari dia, ujungnya saat eksekusi kan jadi ragu, itu yang menghambat penyerapan," tambahnya menjelaskan.

Oleh karena itu, Gembong meminta Pj Gubernur DKI Heru Budi Hartono mendorong jajarannya untuk mempercepat program-program prioritas.

Mapping terhadap program-program yang dianggap prioritas pun harus terlebih dulu dilakukan.

"Ini harus dilakukan percepatan dan eksekusi, karena kemarin ada banyak campur tangan TGUPP, namun SKPD tidak berani ngomong. Ini persoalannya, sehingga menghambat proses penyerapan sangat signifikan," kata Gembong.

Diberitakan sebelumnya, serapan anggaran DKI Jakarta tahun 2022 capai 56,46 persen.

Hal diketahui dari website https://publik.bapedadki.net/ pada Senin (31/10/2022) pukul 16.10 WIB.

Merujuk pada laman website tersebut, realisasi belanja langsung dan belanja tak langsung Pemprov DKI Jakarta sebesar Rp 42.771.552.192.902.

Padahal total alokasi untuk anggaran tahun 2022 sebesar Rp 75,75 triliun atau angka rincinya sebesar Rp 75.757.234.798.334.

Beralih ke kelompok Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Dinas Pendidikan DKI Jakarta mendapatkan perolehan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tersebar yakni Rp 16,64 triliun.

Baca juga: Tinggal 2 Bulan Lagi, Serapan Anggaran DKI Jakarta Tahun 2022 Baru 55,91 Persen

Namun di sisa waktu dua bulan lagi pada tahun 2022, SKPD ini baru menyerap anggaran sebesar Rp 9,46 triliun atau 56,86 persen.

Kemudian disusul dengan Dinas Kesehatan yang mendapatkan perolehan anggaran sebesar Rp 11,12 triliun.

Namun baru terealisasi sebesar Rp 7,27 triliun atau 65,37 persen.

Selanjutnya, Dinas Bina Marga dengan target Rp 2,55 triliun.

Namun baru terealisasi sebesar Rp 1,14 triliun atau 44,94 persen.

Berita Terkini