Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNJAKARTA.COM, KALIDERES - Satu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, anak dan paman ditemukan meninggal dunia dalam satu rumah di Perumahan Citra Garden Satu Extension, Kalideres, Jakarta Barat pada Kamis (10/11/2022).
Para korban bernama Rudyanto Gunawan (71), K Margaretha Gunawan (68), Dian Febbyana (42) dan Budyanto Gunawan (69).
Ditemukan fakta baru bahwa keluarga ini langganan dengan Tukang jamu berinisial R.
Sebelum pandemi Covid-19, keluarga itu sering memesan jamu kepada R.
Biasanya, R sering bersepeda memasuki kompleks perumahan tersebut untuk mengantarkan jamu ke rumah korban.
Pemilik rumah memesan jamu tak setiap hari.
Baca juga: Tak Hanya di Meja Makan, Kapur Barus Ditemukan di Beberapa Tempat Rumah Keluarga Tewas Kalideres
Terkadang sebulan sekali atau dua minggu baru memesan.
Suatu ketika, salah satu korban, Dian Febbyana hendak meminjam uang kepada R.
"Katanya, "mba, aku minta tolong dong, minjem uang Rp 50 juta. Waduh kata saya, duit segitu mana punya saya bu". Saya ini Tukang jamu", kali kerabat mba punya.
"Saya enggak punya saya enggak berani ngomong-ngomong sama saudara saya minjem duit segitu. "Buat apa emang bu?" "Buat operasi saudara saya"," cerita R menirukan percakapannya dengan salah satu keluarga.
R lalu menyarankan Dian untuk meminjam uang dengan jaminan ke bank.
"Saya sempat bilang, bu kalau duit segitu mending minjem ke bank, ibu kasih jaminan apa gitu sertifikat rumah. 'Justru itu, mba saya juga enggak punya jaminan'," kata dia. Sudah sejak itu saya enggak pernah ke sono-sono lagi (rumahnya)," tambahnya.
Sebelumnya diberitakan, Satu keluarga di kompleks Citra Garden 1 Extension, Kalideres, Jakarta Barat, ditemukan tak bernyawa pada Kamis (10/11/2022) malam.
Polisi mengatakan penyebab kematian satu keluarga itu masih misterius.
Lurah Kalideres Beri Instruksi Khusus ke Kader Jumantik
Satu keluarga yang terdiri dari suami, istri, anak dan paman ditemukan tak bernyawa dalam satu rumah di Perumahan Citra Garden Satu Extension, Kalideres, Jakarta Barat pada Kamis (10/11/2022) malam.
Berkaca dari peristiwa tersebut, Lurah Kalideres, Achmad Subhan memberi instruksi khusus kepada para kader jumantik agar lebih peka terhadap kondisi masing-masing rumah warganya.
Petugas jumantik juga harus berperan aktif dalam melakukan tugasnya.
"Saya mohon terhadap kader jumantik, masuk rumah jangan hanya melihat penghuni ada atau enggak. Tapi ngobrolah dengan penghuni rumah," kata Lurah Kalideres, Achmad Subhan di Kantor Lurah pada Selasa (15/11/2022).
Baca juga: Keluarga Tewas di Kalideres Sempat Ingin Pinjam Rp 50 Juta, Tukang Jamu Syok: Duit Segitu Mana Punya
Namun, bila petugas juru pemantau jentik (Jumantik) tak dibolehkan masuk tanpa alasan jelas, pihak kelurahan akan mengambil tindakan.
"Kita ambil tindakan panggil petugas Satpol PP supaya sama-sama datengin kenapa dia enggak mau dibukakan pintunya. Itu akan saya lakukan," lanjutnya.
Sebab, sebelum kasus ini terjadi, pihak jumantik juga sering mendapatkan penolakan dari rumah warga, terutama di wilayah kompleks perumahan.
Namun, pihaknya akan berusaha keras agar petugas bisa menjalankan tugasnya bila ditemukan warga yang tanpa alasan menolak.
"Karena sebelumnya ada penolakan, kami biarkan saja karena dia merasa enggak mau dimasukkin. Tapi setelah kejadian ini, kita evaluasi lah. Paksa supaya ada apa kenapa enggak mau dimasukkin," tambahnya.
Achmad melanjutkan ada undang-undangnya bila petugas jumantik dihalangi masuk ke rumah tanpa alasan.
Jumantik Ditolak
Informasi soal penghuni rumah korban melarang ada tetangga mendatangi rumahnya disampaikan oleh Dessi yang tak lain adalah tetangga keluarga itu di Perumahan Citra Garden Extension, Kalideres.
"Kamu gausah datang lagi ke sini," ujar Dessi mengulang ucapan yang pernah diucapkan Margaretha kepada kader juru pemantau jentik (jumantik) yang tiap bulan rutin mengecek rumah warga Perumahan Citra Garden Extension, Kalideres sebagaimana dilansir dari Youtube Official iNews, Senin (14/10/2022).
Kata Dessi, ucapan dari Margaretha itu disampaikan melalui whatsapp kepada kader jumantik pada pertengahan September 2022 atau dua bulan sebelum satu keluarga di Kalideres itu ditemukan tewas membusuk.
"Tanggal 19 September kader jumantik dapat whatsapp dari istrinya (Margaretha) kirim foto lagi periksa air (kamar mandi).
Baca juga: Lurah Sebut Tak Ada Korban Pohon Tumbang yang Halangi Jalan Raya Kalibata
Dia bilang kamu gausah datang lagi ke sini karena sudah kirim foto, selanjutnya cukup tanda tangan aja," ujar Dessi.
Disampaikan Dessi, sejak dahulu satu keluarga yang tewas membusuk itu memang dikenal tertutup dengan warga.
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News