TRIBUNJAKARTA.COM - Kepala Staf Angkat Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono diprediksi kuat bakal menjadi Panglima TNI menggantikan Jenderal Andika Perkasa yang pensiun.
Sebelumnya, saat Marsekal Hadi Tjahjanto pensiun, Yudo juga telah masuk radar sebagai calon Panglima TNI.
Namun akhirnya Presiden Jokowi memilih Jenderal Andika Perkasa sebagai Panglima TNI.
Seiring dengan jabatan Panglima TNI yang biasanya digilir di antara tiga matra TNI, maka kali ini giliran TNI AL yang jatahnya sebagai Panglima TNI saat ini.
Meski belum ada pengumuman resmi sebagai calon tunggal Panglima TNI, TribunJakarta.com merangkum profil Laksamana Yudo Margono.
Baca juga: Panglima TNI Akui Ada Anggotanya Terlibat di Tragedi Kanjuruhan, Persilakan Warga Kirim Bukti Video
Anak Petani Tulen
Yudo Margono adalah lulusan Akademi Angkatan Laut (AAL) tahun 1988.
Sebelum menjadi prajurit TNI AL, Yudo harus merasakan perjuangan berat di masa remajanya.
Perjuangan hidupnya itu disampaikan Yudo saat memberikan pesan kepada para pemuda yang juga bermimpi menjadi anggota TNI dalam Serbuan Vaksinasi TNI AL di Balai Samudra, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (2/11/2021) petang.
Pria kelahiran 26 November 1965 itu awalnya menegaskan bahwa pendaftaran masuk TNI sama sekali tidak dipungut biaya.
Hanya saja, Yudo tak memungkiri bahwa nantinya calon pendaftar bisa mengeluarkan biaya tertentu untuk kepentingan pribadi.
Misalnya untuk transportasi, makan, atau penginapan selama proses pendaftaran.
Saat menyinggung biaya itu lah Yudo menceritakan perjuangannya masuk TNI.
Pada sekitar tahun 1980-an, Yudo muda yang merupakan putra asli Madiun, Jawa Timur, berkeinginan masuk tentara untuk membela negara.
Saat itu, pendaftaran TNI dibuka di kota Surabaya, sehingga otomatis Yudo harus menempuh perjalanan jauh untuk mengejar mimpinya.