Laporan Wartawan TribunJakarta.com Elga Hikari Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, MENTENG - Presiden Joko Widodo diprediksi kecil kemungkinan bisa menjadi king maker di Pilpres 2024 mendatang.
Pasalnya, berdasarkan hasil survei terbaru yang dirilis Algoritma Research dan Consulting, mayoritas responden tak serta merta memilih calon yang didukung Jokowi di Pemilu 2024.
Direktur Riset dan Program Algoritma, Fajar Nursahid menjelaskan sebanyak 39,4 persen responden akan memilih capresnya berdasarkan ketokohan dari sang kontestan, bukan karena faktor dukungan Jokowi.
Kemudian 19 persen responden menegaskan tidak akan mengikuti siapapun tokoh pilihan Jokowi.
Hanya 16,1 persen yang menyebut akan memilih mengikuti capres pilihan Jokowi di 2024 mendatang.
Baca juga: Usai Mundur dari Komisaris Ancol, Geisz Chalifah Mau Fokus Bantu Anies Baswedan di Pilpres 2024
Sedangkan 18,5 persen lainnya menjawab tidak tahu dan 7 persen tak menjawab.
"Pengaruh Jokowi terhadap pilihan capres di 2024 tidak serta merta akan memberikan insentif elektoral bagi capres yang diusungnya," kata Fajar saat merilis hasil surveinya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin (23/1/2023).
Fajar menuturkan, pilihan masyarakat nantinya akan tetap bergantung kompetensi cari capres tersebut.
"Variabel Jokowi cenderung tidak menjadi pertimbangan," kata dia.
Mayoritas Tak Mau Jokowi Jadi Pendukung Capres
Dalam survei tersebut didapati hasil pula bahwa mayoritas responden meminta Jokowi tak memberikan dukungan secara terbuka kepada salah satu capres di 2024.
Dalam survei Algoritma, 45 persen responden tidak setuju jika Jokowi menyebutkan pilihan politiknya di 2024 mendatang.
Jumlah tersebut lebih besar ketimbang yang setuju jika Jokowi mengumumkan pilihan politiknya yakni di angka 35,2 persen.
Adapun 16,6 persen lainnya memilih tidak tahu dan 3,3 persen tak menjawab.