Profil Gembong Warsono, Sudah Jadi Teman Diskusi Petinggi PDI Meski Masih Jabat Pengurus Kecamatan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sekretaris DPD DKI Jakarta dan Anggota DPRD, Gembong Warsono

"Sampai bu Mega bahasanya gini, dia bilang "Bong, saya juga mau lihat kamu pakai baju safari kayak orang-orang". Waktu itu Bu Mega panggil saya di Lenteng Agung, ada mas Pramono Anung juga selaku sekjen," ujar Gembong mengenang ucapan Megawati.

Oleh Megawati, Gembong pun ditawari kembali maju sebagai caleg DPRD DKI Jakarta. Kali ini dari dapil Jakarta Barat. Gembong ditempatkan di nomor urut 1.

Namun hal itu mendapat penolakan dari para kader PDI Perjuangan lantaran Gembong bukan berasal dari Jakarta Barat.

"Akhirnya saya dipanggil lagi oleh bu Mega. Ditanya kamu saya turun nomor mau ga? saya bilang Jakarta Bara itu tiga kursi sudah pasti bu.

Jadinya saya yang tadinya daftar sementara nomor 1, daftar tetap jadi nomor 3 karena kan calonnya itu selang-seling laki perempuan," papar Gembong.

Selamat dari Insiden Kudatuli

Berkarir di PDI, sudah banyak asam garam yang dilewati Gembong.

Satu di antaranya dalam insiden penyerangan yang dilakukan di kantor PDI di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat pada 27 Juli 1996.

Saat insiden itu terjadi, Gembong baru saja tiba di rumahnya di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta, Gembong Warsono, (Elga Hikari Putra/TribunJakarta.com)

"Saya awalnya gak percaya, orang jam tiga dini hari saya baru pulang dari Diponegoro (kantor PDI)," kata Gembong.

Di tanggal 27 Juli 1996 dini hari, Gembong bersama para kader PDI Kebayoran Lama memang baru saja bergeser dari kantor PDI.

Baca juga: Jalan Terjal Gembong Warsono: Loyalis PDI Sejak SMA, Tak Menyerah Meski Hattrick Gagal Anggota DPRD

Adapun Gembong memutuskan pulang di dini hari itu karena ia sudah diperingati oleh tetangganya yang mobilnya ia pinjam membawa kader PDI.

"Saya kan malam itu ya pinjem mobil tetangga. Saya dari Kebagusan (rumah Megawati Soekarnoputri) dulu, terus anak-anak ngajak ke Diponegoro."

"Nah yang punya mobil udah bilang jangan pulang pagi karena mau dipakai makanya jam 3 saya pulang," ujar Gembong.

Siapa sangka langkah Gembong menuruti pesan tetangganya itu membuatnya selamat. Jika tidak mungkin jalan hidup Gembong akan berbeda cerita.

Halaman
1234

Berita Terkini