TRIBUNJAKARTA.COM - Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto sempat menanyakan apa perasaan dukun pengganda uang Tohari alias Mbah Slamet (45) saat dibawa ke tempat kejadian perkara dan melihat korban-korbannya dievakuasi.
Mbah Slamet sudah ditetapkan sebagai tersangka. Dukun pengganda uang asal Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, ini meracun para korbannya dan total sementara sudah ditemukan ada 12 orang.
"Gimana rasanya panjenangan melihat korban ini," tanya Kapolres dalam konferensi pers di tempat kejadian perkara kepada Mbah Slamet pada Selasa (4/4/2023).
"Sudah enggak tega sama sekali, ya sudah enggak tega sama sekali. Intinya menerima menjalani hukuman dan intinya yang sudah sudah dan tidak akan terulang lagi," ucap Mbah Slamet.
Kapolres memastikan tidak menutup kemungkinan ada korban lain Mbah Slamet Soal jumlah korban, Mbah Slamet sendiri tak hapal dan siapa saja mereka.
Baca juga: Mbah Slamet Tak Hapal Nama-nama Korban dan Berapa Jumlahnya, Hanya Ingat Ada Suami Istri
Dalam pemeriksaan, keterangan Mbah Slamet selalu berubah-ubah. Sehingga penyidik belum bisa memastikan berapa jumlah korban Mbah Slamet.
"Tidak menutup kemungkinan bakal ada temuan lagi," begitu kata Kapolres.
Selain itu, Mbah Slamet mengaku menyesali perbuatannya melakukan pembunuhan.
Dirinya akan mempertanggungjawabkan semua perbuatannya.
"Saya menyesal dan saya ingin bertobat," katanya.
Ritual Mbah Slamet
Dukun pengganda uang, Mbah Slamet juga menjelaskan ritual sebelum membunuh korbannya.
Ritual Mbah Slamet dimulai saat bersama dengan korbannya berangkat ke lokasi sejak sore hari.
Namun eksekusi baru dilakukan pada pukul 20.00 WIB.
Mbah Slamet mengungkapkan alasan memilih waktu tersebut untuk eksekusi.