Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino
TRIBUNJAKARTA.COM, PENJARINGAN - Perjuangan Riang Prasetya, ketua RT 011 RW 03 Pluit dalam melawan pemilik ruko yang menyerobot saluran air dan bahu jalan di wilayahnya tak bisa dibilang adem-adem saja.
Selama ini Riang sering menerima banyak telepon dari nomor-nomor tak dikenal seiring upayanya yang vokal melawan pemilik ruko yang menyalahi aturan di Jalan Niaga, Blok Z4 Utara dan Z8 Selatan, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara.
Kepada TribunJakarta.com, Riang mengatakan bahwa telepon yang masuk seringkali tak diangkatnya.
Riang tak mau ambil pusing harus meladeni pihak-pihak yang bisa saja menjegalnya dalam upaya menentang keberadaan puluhan tempat usaha yang dibangun tak sesuai hukum itu.
"Tidak ada (intimidasi), hanya saja kalau seandainya ada nelpon atau apa saya nggak tanggapi," katanya saat dihubungi TribunJakarta.com, Minggu (14/5/2023).
Baca juga: Ketua RT Pluit yang Berani Debat Pemilik Ruko Nakal Ungkap Dampak Video Viral Dirinya
Riang memastikan dirinya akan terus menyuarakan pelanggaran puluhan ruko yang dibangun menutupi saluran air dan menyerobot bahu jalan tersebut.
Riang mengaku tak gentar menghadapi para pemilik ruko bandel di wilayahnya.
Ia menegaskan tak ada rasa takut dalam upaya mengembalikan fungsi prasarana umum di RT 011 RW 03 Pluit seperti sedia kala.
Baca juga: Tak Gentar Lawan Pemilik Ruko yang Bandel Serobot Saluran Air, Ketua RT di Pluit: Saya Merah Putih
"Saya NKRI, Merah Putih saya. Saya nggak bisa ngelihat ada pelanggaran, terutama kalo merugikan negara, itu pertama, harus dicatat," katanya.
"Saya hidup atas kehendak Allah, kalaupun saya mati juga atas kehendak Allah. Tidak masalah! NKRI saya! Nggak masalah!," tegas dia.
Diberitakan sebelumnya, Riang Prasetya menggeruduk sejumlah ruko yang menyerobot saluran air dan bahu jalan di Jalan Niaga, RT 011 RW 03 Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (10/5/2023) sore.
Dalam prosesnya, Riang sempat cekcok dengan salah seorang pemilik tempat usaha yang tak terima rukonya didatangi.
Padahal, tujuan kedatangan Riang untuk menunjukkan bahwa puluhan ruko yang ada di Blok Z4 Utara dan Z8 Selatan melanggar aturan.
Pantauan TribunJakarta.com di lokasi, awalnya Riang mendatangi beberapa ruko di Blok Z4 Utara dan menjelaskan pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan pemilik tempat usaha di sana.
Pelanggaran yang dimaksud ialah bangunan ruko yang menutupi saluran air serta menyerobot bahu jalan.
Hal ini membuat jalan utama warga menjadi lebih sempit, yang dahulu sekitar 18 meter lebarnya, kini tersisa sekitar 6,5 meter.
Setelah menunjukkan kondisi ruko yang melanggar aturan serta memberikan keterangan kepada awak media, Riang kemudian didatangi seorang pria berinisial F.
F tak lain adalah pemilik ruko yang dijadikan kafe yang tadi sempat didatangi Riang.
Melihat kehadiran F, Riang memintanya memberikan keterangan kepada awak media.
Saat itulah percekcokan terjadi.
F yang enggan diwawancarai kemudian menolak rukonya dianggap melanggar aturan.
Ia pun berkilah membangun ruko yang menutup saluran air dan menyerobot jalan tidak harus mengajukan izin kepada pihak RT.
Karena kesal, F juga sempat menunjuk-nunjuk muka Riang sambil berbicara dengan nada tinggi.
"Jangan ngatur wilayah sesuka lu lah. Suka-suka gua, pekarangan gua, yang penting nggak usah izin elu," bentak F kepada Ketua RT.
Usai adu mulut beberapa menit, ketua RT dan pemilik tempat usaha akhirnya sama-sama menjauh.
Riang mengatakan, ruko yang dimiliki F merupakan satu dari total 42 tempat usaha yang bangunannya menyerobot saluran air dan bahu jalan.
"Total di Z4 Utara ada 20 unit, Z8 Selatan ada 22 unit. Kalo Z4 Utara seluruhnya maju seperti ini. Ini saluran air mereka keramik, mereka beton, mereka tutup," ucap Riang.
Menurut Riang, pihaknya sudah melaporkan pelanggaran pembangunan ruko ini kepada pihak Kelurahan Pluit dan Kecamatan Penjaringan sejak 2019, namun tak kunjung direspons.
Baru pada tahun 2023 ini, laporan yang diajukan ke Pemprov DKI Jakarta akhirnya ditanggapi.
Namun, hingga kini Pemprov belum melakukan pembongkaran bangunan, melainkan baru sebatas pendataan ruko-ruko yang melanggar.
"Saya bikin peringatan sejak tahun 2019 kepada Lurah Pluit dan Camat Penjaringan. Terakhir 2023 saya lapor ke Pemprov DKI Jakarta," ucap Riang.
"Semua setiap hari di sini masih beroperasi, restoran, kafe, kantor. Karena ada pembiaran, bahkan ada yang dibikin dua lantai di atas bahu jalan dan saluran air," tandasnya.
Riang pun berharap pemerintah segera menindaklanjuti laporannya serta melakukan pembongkaran terhadap ruko-ruko yang menyerobot saluran air dan bahu jalan.
Dirinya khawatir jika tidak segera ditindak, ke depannya makin banyak pemilik tempat usaha yang semena-mena membangun ruko di lokasi.
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News