Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim
TRIBUNJAKARTA.COM, CILANDAK - Awal mula perseteruan antara pedangdut Dewi Perssik dan Ketua RT di Lebak Bulus, Malkan, diungkap warga bernama Suharto (50).
Keduanya berselisih soal penerimaan sapi kurban di Masjid Babul Khoirot, Cilandak, Jakarta Selatan.
Suharto mengatakan, sapi kurban seberat 1 ton milik Dewi Perssik mulanya diantar ke masjid pada Rabu (28/6/2023).
"Belum penerimaan, sapi itu sudah datang. Di sini itu belum siap sebetulnya untuk menerima sapi. Iya (diantar) dengan mobil truk," kata Suharto kepada wartawan di lokasi, Jumat (30/6/2023).
Sapi kurban itu kemudian diturunkan dari truk. Panitia kurban di Masjid Babul Khoirot ikut membantu menurunkan sapi tersebut.
Sesudahnya, Suharto menuturkan pihak Dewi Perssik dan panitia kurban melakukan ijab qabul hewan kurban.
"Iya lihat di sini, ijab kabulnya sudah diterima, pihak sini Alhamdulillah sudah diterima," ujar dia.
Namun, tak lama setelah ijab kabul, truk pengangkut sapi kurban kembali ke masjid dengan tujuan mengambil kembali hewan kurban tersebut.
"Sudah ijab kabul dan diterima, tiba-tiba mau diambil, ya pihak Pak RT malu," ucap Suharto.
Baca juga: Suharto Bela Ketua RT Lebak Bulus Soal Polemik Sapi Kurban Dewi Perssik: Sopirnya Aja yang Budek
Suharto menyebut saat itu ada 10 orang yang diutus Dewi Perssik untuk mengambil sapi kurban dan mengangkatnya ke dalam truk.
Mereka juga meminta bantuan panitia kurban untuk mengangkat sapi tersebut.
"Itu kan sopir Dewi Perssik kurang pendengaran ya. Disampaikan di sini begini, sampai rumah Dewi Perssik jawabannya lain," ungkap Suharto.
Suharto mengatakan, Malkan tidak pernah melakukan pemerasan senilai Rp 100 juta terhadap Dewi Perssik.
Menurutnya, kesalahan ada pada sopir Dewi Perssik yang disebut memiliki masalah indera pendengaran.