Saat masuk ke dalam rumah, warga itu pun berteriak yang membuat warga sekitar, termasuk Toro terkejut.
Sebelum ditemukan jasad PS, Toro mengaku memang mencium bau bangkai dari rumah kosong itu.
Namun dia sama sekali tak curiga karena menganggapnya hanya bau bangkai binatang mengingat rumah tersebut memang sudah cukup lama terbengkalai.
"Kita terasa cium bau, tapi ga curiga itu (bangkai) manusia," ujar Toro.
Berdasarkan dugaan sementara dari pihak kepolisian, PS nekat mengakhiri hidupnya diduga karena depresi.
Toro pun mengamini dugaan tersebut. Kata Toro, sekira empat bulan lalu, PS mengalami kecelakaan lalu lintas yang membuat kondisi jalannya pincang.
"Kayanya dia frustasi karena sempat kecelakaan empat bulan lalu, kakinya pincang tapi masih dinas," kata Toro.
Rabu siang, jenazah PS telah dimakamkan di TPU Kawi-kawi, Jakarta Pusat. Di rumah duka yang berada di RT 10/04, Cempaka Putih Barat terlihat masih banyak keluarga dan kerabat PS yang berkumpul.
Dua karangan bunga diletakkan di depan rumah PS. Keduanya berasal dari Kapolres Metro Jakarta Selatan dan Kasat Lantas Jakarta Selatan.
Lantaran masih berduka, pihak keluarga belum bisa berbicara banyak mengenai peristiwa ini
Adapun PS meninggalkan seorang istri dan dua orang anak.
Penjelasan Polisi
Saat ditemukan, kondisi mayat Bripka PS gosong dan tergantung.
Kapolsek Cempaka Putih Kompol Bernard Saragih mengungkapkan penyebab mayat ditemukan dalam kondisi gosong atau menghitam.
Ia membantah Bripka PS mengakhiri hidup dengan cara bakar diri.