Pria Tewas Dianiaya Sekuriti Ancol

4 Sekuriti Ancol yang Aniaya Pria Sampai Tewas Ternyata Tak Jalankan Perintah Atasan, Apa Itu?

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kolase Foto Ilustrasi Pengeroyokan dan Kanit Reskrim Polsek Pademangan AKP I Gede Gustiyana. Empat sekuriti Ancol penganiaya pria yang dituduh maling hingga tewas ternyata tidak menjalankan perintah atasan, apa itu?

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

TRIBUNJAKARTA.COM, PADEMANGAN - Empat sekuriti Ancol tersangka penganiayaan maut terhadap pria bernama Hasanuddin (42) tidak mematuhi arahan pimpinannya pada saat kejadian Sabtu (29/7/2023) lalu.

Meski sudah disuruh kepala sekuriti Ancol untuk membawa korban ke rumah sakit, para pelaku tetap tidak menjalankannya.

Kanit Reskrim Polsek Pademangan AKP I Gede Gustiyana mengungkapkan, ketika korban sudah lemas pascapenganiayaan, para pelaku panik dan membawa tubuhnya keliling menggunakan mobil.

Saat itu lah di tengah kepanikannya, para pelaku menelepon pimpinan mereka.

"Akhirnya karena sudah pusing tidak tahu melakukan apa akhirnya dia menelpon chief security (kepala sekuriti)," ungkap Gustiyana di Mapolsek Pademangan, Senin (31/7/2023).

Gustiyana mengatakan, para pelaku enggan membawa korban ke rumah sakit karena ketakutan menghadapi konsekuensi atas apa yang mereka lakukan.

Namun, setelah berjam-jam berdiskusi, para pelaku akhirnya menyerah dan berniat mengakui perbuatan mereka.

"Awalnya pelaku melaporkan bahwa si korban ini pingsan chief security memerintahkan untuk dibawa ke rumah sakit memberikan pertolongan pertama," ucap Gustiyana.

"Karena mereka takut membawa si korban ini ke rumah sakit karena diduga sebagai korban tindak pidana, mereka diamkan dari pukul 17.00 WIB sampai 19.30 WIB," sambungnya.

Tubuh Lemas Korban Dibawa Keliling Menggunakan Mobil

Kolase Foto ilustrasi pengeroyokan dan Mobil jenazah yang membawa Hasanuddin (42). (Kolase Foto Tribun Jakarta)

Korban pun dinyatakan meninggal di dalam mobil saat tubuhnya dibawa keliling oleh para pelaku.

Dalam kondisi lemas setelah dianiaya, tubuh Hasanuddin dimasukkan ke dalam mobil Daihatsu Gran Max oleh para pelaku dan dibawa keliling sebelum akhirnya tutup usia.

"Sesudah penganiayaan korban sudah lemas, ada terpikirkan dari para pelaku ini untuk melepaskan, bahasa dari mereka itu melepaskan, dibawa lah korban ke mobil Gran Max, mobil operasional," ucap Gustiyana.

Pada saat membawa tubuh korban, para pelaku panik lantaran mobil mereka sempat mogok di Jalan Lodan Raya.

Alhasil, para pelaku pun mendorong mobil itu masuk kembali ke dalam kawasan Ancol untuk mencari tempat aman dari pantauan warga.

Halaman
123

Berita Terkini