Laporan wartawan TribunJakarta.com Yusuf Bachtiar
TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI UTARA - Pegawai BUMN berinisial DE (28), diringkus Tim Densus 88 Antiteror Polri di wilayah Kota Bekasi, Jawa Barat, Senin (14/8/2023).
Selain meringkus DE, Densus 88 langsung melakukan penggeledahan rumah terduga teroris tersebut yang beralamat di Perumahan Persona Anggrek Harapan, RT 07 RW 27, Bekasi Utara.
Di dalam rumah, tim Densus 88 menemukan belasan senjata api berbagai jenis lengkap dengan ratusan amunisinya.
Berikut sederet fakta penangkapan terduga teroris tersebut:
Bekerja di PT KAI
DE tercatat sebagai pegawai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dia berdinas di PT Kereta Api Indonesia( KAI).
Ichwanul Muslimin ketua RT di lingkungan setempat mengatakan, sosok DE tidak begitu akrab di lingkungannya.
Meski begitu, sebagai ketua RT dia mengetahui latar belakang pekerjaan salah satu warganya tersebut.
"Sehari-sehari yang saya tahu dia bekerja sebagai pegawai BUMN, di KAI," kata Ichwanul, Senin (14/8/2023).
Hal ini juga dibenarkan Vice President Public Relation PT KAI, Joni Martinus, berdasarkan keterangan di media massa, DE sudah bekerja kurang lebih tujuh tahun.
Selama bekerja, DE berprilaku laiknya pegawai KAI pada umumnya dan berdinas sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP).
"Yang bersangkutan bertugas di Stasiun Jakarta Kota, dapat kami sampaikan dalam soal kedinasan DE ini berdinas sesuai aturan dan SOP," kata Joni.
Pendukung ISIS
Densus 88 melakukan penggeledahan di rumah terduga teroris berinisial DE, di dalam ditemukan belasan pucuk senjata api lengkap dengan ratusan amunisinya.
Selain mengamankan senjata api, Densus 88 juga menemukan buku-buku diduga berisi ajaran terorisme serta bendera hitam berlambang ISIS.
Kamuflase, Jarang Bergaul Tapi Suka Ikut Rapat RT
Ichwanul Muslimin, Ketua RT di lingkungan setempat mengatakan, DE baru tinggal di lingkungannya selama kurang lebih enam bulan.
Dia tinggal bersama anak dan istrinya, selain itu beberapa kali terlihat orang tua sang istri menginap di rumah yang DE kontrak tersebut.
Selam bermukim, DE terbilang jarang bergaul tetapi suka ikut kegiatan lingkungan salah satunya rapat bersama pengurus RT.
"Kalau keluarganya jarang (interaksi), tapi kalau rapat RT dateng dia makanya kita enggak nyangka," jelasnya.
Kepribadian DE juga terbilang ramah, tidak ada tanda-tanda atau perilaku yang mencurigakan selama tinggal di perumahan tersebut.
"Ramah, kalau ngobrol enggak, karena kita interaksinya kalau dia mau berangkat kerja aja," kata Ichwanul.
Diintai Intel Sepekan
Sebelum melakukan penangkapan dan penggeledahan, Densus 88 telah mengintai rumah DE sejak kurang lebih sepekan.
Ichwanul mengatakan, seorang pengurus lingkungannya sempat berbicang dengan anggota intel Densus 88 sebelum penggeledahan pada Senin (14/8/2023) siang.
"Sudah lama (diintai), saya dengar dari pengurus saya itu sudah seminggu," kata Ichwanul.
Saat itu, Ichwanul belum mendapatkan informasi secara detail untuk apa salah satu warganya diintai oleh Intel.
Baru pada satu hari sebelum penangkapan dan penggeledahan, dia didatangi dua orang polisi berseragam preman.
Dua orang polisi tersebut meminta izin untuk pendampingan selama proses penggeledahan di kediaman DE.
"Satpam komplek ada tamu dari intel dua orang, pas pagi saya temui mereka yaudah mereka kasih tau itu aja," terangnya.
Simpan Laras Panjang di Bawah Meja Komputer
Saat penggeledahan, Bendahara RT bernama Agung ikut masuk ke dalam untuk mengamankan barang bukti.
Agung menceritakan, awalnya intel Densus 88 sudah melakukan pengintaian selama kurang lebih dua pekan.
Saat itu, Intel Densus 88 hanya memberitahukan pengurus lingkungan setempat terkait target operasi (TO) warga berinisial DE (28).
"Ada dua orang ke sini (Intel Densus 88), nunjukin foto (DE), abis itu cerita katanya orang ini (DE) TO tapi enggak dikasih tahu TO apa," kata Agung.
Selama melakukan pengintaian, dua orang intel Densus 88 biasa berada di Pos Satpam yang berada tepat di depan kediaman DE.
Pada saat eksekusi penggeledahan, Agung diminta mendampingi Densus 88 masuk ke dalam rumah dan mendapati belasan senjata api.
"Saya saksi di dalam, pas penggeledahan senjata semua, sempat kaget juga, pertama ditemuin senjata laras panjang di bawah meja komputer, takut juga saya," ucap Agung.
Selanjutnya, Densus 88 kembali menemukan senjata api berbagai jenis lengkap dengan ratusan amunisinya.
Selain senjata api, di dalam rumah DE ditemukan benda-benda seperti rompi antipeluru serta seragam bercorak loreng.
"Kalau yang pistolnya lumayan banyak, komplit, peluru ada banyak, ada ratusan dari yang kecil sampai yang sedang," ucap Agung.
Simpan Belasan Senjata Api
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto melakukan peninjauan langsung ke rumah terduga teroris di Perumahan Persona Anggrek Harapan, RT 07 RW 27, Bekasi Utara, Senin (14/8/2023).
Rumah tersebut merupakan tempat tinggal terduga teroris berinisial DE (28), dia sudah menempati rumah tersebut sejak enam bulan lalu.
"Masih dihitung (jumlahnya), (sementara) 18 itu campuran ada yang air gun yang dimodifikasi jadi senjata api, ada juga pabrikan," kata Karyoto di Bekasi.
Tujuannya meninjau ke TKP tidak lain untuk melihat secara langsung contoh masyarakat yang terpapar faham teroris, barang bukti yang ditemukan sangat berbahaya.
"Kita lihat dari hasil penggeledahan dan penyitaan oleh teman-teman dari Densus bahwa itu ada senjata api laras panjang dan laras pendek dan ada juga modifikasi ini sangat berbahaya," tegas dia.
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News