TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Sampah masih menjadi salah satu masalah serius yang memerlukan perhatian dari berbagai pihak di Indonesia.
Meskipun pengelolaan sampah sudah dilakukan di beberapa daerah, namun hal ini nampaknya masih belum cukup untuk menangani volume sampah yang terus meningkat.
Hal inilah yang kemudian mendasari Universitas Trisakti, untuk ikut ambil bagian dalam membantu pengelolaan sampah.
Melalui program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang didanai oleh Kemendikbudristek, Universitas Trisakti membantu pengelolaan sampah di Panti Sosial Bina Karya (PSBK) Harapan Jaya, Jakarta Timur, yang dianggap sebagai salah satu tempat penyumbang sampah yang cukup besar.
Khususnya, untuk jenis sampah organik seperti sisa-sisa potongan sayur dan buah yang tidak terpakai, maupun sisa olahan makanan yang berasal dari dapur untuk menyiapkan makanan 155 warga binaan sosial (wbs).
Pengelolaan sampah dilakukan dengan skema pemberdayaan berbasis masyarakat.
Diantaranya tim PKM Universitas Trisakti yang terdiri dari dosen dan mahasiswa turut melibatkan kelompok Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) seperti gelandangan dan pengemis yang terjaring oleh Dinas Sosial dan ditempatkan dibawah pembinaan PSBK Harapan Jaya.
Mereka diberi pelatihan dan pendampingan dalam mengelola sampah, mulai dari pemilahan sampah organik hingga pemasaran hasil pengelolaan tersebut.
Adapun sampah organik yang berhasil dipilah, kemudian dihancurkan dengan mesin pencacah dan diberikan secara langsung pada maggot atau difermentasi untuk menghilangkan bau busuknya dan menjadi lebih awet.
Maggot yang sudah siap dipanen, selanjutnya dapat dijadikan pakan ternak, termasuk lele yang dibudidayakan di dalam kolam terpal.
Tidak hanya itu, sebagian maggot juga dikeringkan dengan menggunakan mesin oven agar lebih tahan lama.
Selanjutnya sampah yang berasal dari bekas makanan atau kotoran magot (kasgot) dapat diolah menjadi pupuk organik yang dapat digunakan sebagai penyubur tanaman atau sayuran.
Para Warga Binaan Sosial (WBS) dan pendamping juga diajarkan untuk memasarkan hasil panen maggot, lele, sayuran maupun pupuk melalui media sosial atau yang biasa disebut dengan Digital marketing.
Dengan kegiatan tersebut pemanfaatan maggot dan kasgot bukan hanya dapat menekan sampah organik, tetapi dapat menopang Green Economy.
Kepala Panti Sosial Bina Karya, Sri Utami, memberikan apresiasi kepada Tim PkM Universitas Trisakti yang ikut andil dalam memberikan pengetahuan pada para WBS dalam pengelolaan sampah di lingkungan mereka.