Mega yang biasa ikut mengantar tak terlihat, Nando pada saat ditanya beralasan bahwa Mega sudah berangkat bekerja menggunakan kereta.
"Suami sempet nyuci dan jemur pakaian korban betul, habis itu pelaku langsung mengantarkan anaknya ke rumah ibu korban," jelas Hasan.
Usai mengantar kedua anaknya ke rumah orang tua korban, Nando kembali ke kontrakan untuk menemui istrinya yang sudah tewas.
Di dalam kontrakan, Nando meratapi perbuatan kejinya. Ia lalu pergi ke rumah orang tuanya menceritakan kejadian mengerikan yang telah ia perbuat.
"Pelaku bercerita kepada orangtuanya dan keluarganya mengantarkan pelaku ke sini," kata Hasan.
Kesenjangan Penghasilan Diduga Jadi Penyebab
Polisi memastikan, tidak ada unsur lain yang melatarbelakangi tindak kejahatan suami bunuh istri selain faktor ekonomi.
"Jadi pelaku sakit hati oleh faktor ekonomi, karena berdasarkan informasi yang kita dapat bukan masalah cemburu bukan, enggak ada pihak ketiga, pelaku sakit hati karena perkataan dari korban," kata Hasan.
Nando dan Mega merupakan pasangan suami istri yang sama-sama bekerja, sang istri bekerja di sebuah perusahaan kosmetik.
Sementara Nando, bekerja di sebuah perusahaan di daerah Cikarang. Selain itu, dia juga memiliki pekerja sambilan sebagai pengemudi ojek online.
Meski sudah bekerja dan memiliki sambilan, penghasilan sang istri diduga masih lebih besar dibanding pelaku.
"Informasi terakhir seperti itu (penghasilan korban lebih besar dari suami)," ungkap Hasan.
Biduk rumah tangga Mega dengan Nando sudah berjalan sekitar tiga tahun, keduanya kerap terlibat cekcok adu mulut.
"Mungkin seminggu, dua sampai tiga kali (cekcok) mulut," terang Hasan.
Baca artikel menarik TribunJakarta.com lainnya di Google News