TRIBUNJAKARTA.COM - Usmanto alias Usman (44) ayah yang banting anaknya sampai tewas di Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara ternyata punya dua anak yang putus sekolah.
Satu di antaranya adalah Awan (10), anak kedua yang dibanting Usman pada Rabu (13/12/2023).
Anak pertama Usman, Ilham (19) menceritakan alasan adiknya yang baru berusia 10 tahun itu terpaksa harus putus sekolah.
Diketahui, kisah Awan viral di media sosial karena kekerasan yang dilakukan ayah kandungnya.
Bagaimana tidak, hanya karena masalah sepele. Usman sampai emosi lalu menendang, memukul, hingga membanting anaknya.
Saat ini Awan sudah dimakamkan, sementara Usman ditahan dan jadi tersangka atas perbuatan kriminalnya.
Setelah jadi korban penganiayaan ayahnya, kisah hidup Awan pun viral.
Awan merupakan bocah yang dicintai warga sekitar rumahnya.
Awan dikenal baik hati, super ramah, dan mudah bergaul dengan siapa saja.
Namun siapa sangka, Awan ternyata merupakan bocah putus sekolah.
Tak hanya Awan, ternyata Ilham juga putus sekolah sejak kelas 2 SMA.
Usman memiliki empat anak yang ternyata dua di antaranya sudah tidak sekolah.
Hal itu diungkapkan Ilham dikutip dari YouTube Pratiwi Noviyanthi.
"Adik saya nomor dua dan nomor 4 masih sekolah, bontot tuh,"
"Yang nomor 2, SMP kelas satu," ujar Ilham.
Seorang wanita yang mengenakan kerudung hijau mengungkap alasan Awan putus sekolah.
Wanita yang masih kerabat Awan itu bercerita, korban memiliki kekurangan daya tangkap dan ingat.
"Jadi belajarnya itu susah nangkap, ngomongnya juga tidak jelas," katanya.
Ibunda Awan bercerita, dulu anaknya pernah mengalami insiden tersiram air panas di perut.
Semenjak saat itu, anaknya jadi kesulitan berbicara sampai saat ini.
"Enggak coba disekolahin di sekolah spesial?" tanya Pratiwi Noviyanthi.
"Gak ada biaya," jelas Ilham dan sang ibunda.
Mirisnya, bocah malang itu menderita luka serius setelah dibanting ayahnya ke aspal.
Polisi mengungkap hasil autopsi yang mengatakan adanya luka berat di kepala Awan.
Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Pol Gidion Arif Setyawan mengungkapkan, Awan mengalami benturan keras di dahi kirinya.
Benturan keras itu membuat tulang tengkorak Awan pecah dan mengakibatkan jaringan otaknya rusak.
"Penyebab kematian akibat kekerasan tumpul pada dahi kiri yang mematahkan tulang tengkorak serta mengakibatkan pendarahan dan kerusakan jaringan otak," kata Gidion, Sabtu (16/12/2023).
Selain luka parah di tengkoraknya, Awan juga menderita luka-luka lain di tubuhnya.
Gidion membeberkan, luka lecet dan patah tulang dialami korban dari bagian badan hingga kakinya.
"Ada luka terbuka di bagian wajah, luka-luka pada anggota gerak atas dan anggota gerak bawah, tangan dan kaki cedera," jelas Gidion.
"Pelaku sendiri membanting korban hanya satu kali," sambungnya.
Baca artikel menarik TribunJakarta.com lainnya di Google News