TRIBUNJAKARTA.COM - Perayaan Tahun Baru China atau Imlek identik dengan warna merah yang bernuansa cerah dan terang.
Tidak hanya pada dekorasi rumah, warna merah ini juga seolah menjadi warna wajib untuk pakaian yang dikenakan saat perayaan Imlek.
Lantas, benarkah busana yang dikenakan saat Imlek harus berwarna merah?
Simbol Penarik Rezeki
Seorang pedagang di Petak Sembilan bernama Boeng mengatakan, warna merah tidak dapat terpisahkan dari perayaan Imlek.
Hal ini karena warna merah diyakini memiliki makna yang mendalam, salah satunya sebagai pembawa rezeki dan keberuntungan.
"Merah itu sebagai daya tarik dan melambangkan rezeki. Makanya harus merah, cerah, itu soalnya identik dengan rezeki," jelasnya dikutip dari Kompas.com.
Busana Imlek bagi laki-laki dan perempuan pun berbeda. Laki-laki biasanya mengenakan changshan (changpao), sementara perempuan memakai cheongsam (qipao).
Kendati demikian, menurut pria yang juga warga keturunan Tionghoa itu, baik changshan dan cheongsam tidak harus berwarna merah, atau bisa memiliki beragam warna.
Tapi, untuk busana yang dipakai ketika malam Imlek atau pada saat perayaan Imlek harus yang berwarna merah.
"Ini turun temurun ya dari leluhur kita, kalau malam Imlek pas mau tidur, sama hari pertama Imlek harus bajunya warna merah," turur Boeng.
"Besoknya mau pakai warna baju apapun terserah," ujar dia.
Perbedaan Motif Busana Imlek Laki-laki dan Perempuan
Sempat disinggung sebelumnya mengenai beda busana Imlek laki-laki dan perempuan.
Laki-laki biasanya mengenakan changshan atau yang juga dikenal sebagai changpao, sementara perempuan mengenakan cheongsam atau qipao.
Terdapat juga perbedaan motif pada busana yang dikenakan laki-laki dan perempuan.
Menurut Boeng, untuk changshan motifnya seringkali bergambar naga, dan cheongsam memiliki motif burung atau bunga.