TRIBUNJAKARTA.COM - Bursa calon Gubernur DKI Jakarta memanas jelang Pilkada yang akan digelar November 2024.
Dua kader Partai Golkar bersaing memperebutkan tiket menuju DKI Jakarta 1.
Keduanya memiliki nama besar serta modal memimpin wilayah.
Dua nama tersebut yakni Ahmed Zaki Iskandar dan Ridwan Kamil.
Ridwan Kamil merupakan Gubernur Jawa Barat periode 2018-2023.
Sedangkan Ahmed Zaki Iskandar menjabat sebagai Bupati Tangerang periode 2013-2018 dan 2018-2023.
Kedua nama itu pun memiliki jabatan strategis di Partai berlambang Pohon Beringin.
Ridwan Kamil yang akrab disapa Kang Emil menduduki jabatan sebagai Wakil Ketua Umum Golkar Bidang Penggalangan Pemilih dan Co-Chair Badan Pemenangan Pemilu Golkar.
Sementara Ahmed Zaki Iskandar menjabat sebagai Ketua DPD Golkar DKI Jakarta. Keduanya memiliki kans besar maju di Pilkada DKI Jakarta 2024.
Internal Golkar Bergejolak
Sekretaris DPD Partai Golkar DKI Jakarta Basri Baco menilai Ahmed Zaki Iskandar tetap menjadi kandidat Cagub DKI Jakarta 2024.
Nama Zaki diusulkan jadi Cagub DKI karena memiliki rekam jejak yang baik di pemerintahan.
Selama 10 tahun menjadi Bupati Tangerang, Zaki dianggap Baco berhasil menata kabupaten dengan baik hingga meraih berbagai macam penghargaan.
“Cek saja jejak digitalnya, banyak penghargaan dari Banten, banyak hal-hal yang tidak ada di kabupaten lain tapi ada di Kabupaten Tangerang,” ujar Baco.
Baco mencontohkan, seperti stadion mini yang masif dibangun Pemerintah Kabupaten Tangerang di bawah kepemimpinan Zaki.
Secara konsisten, Zaki membangun stadion mini di tingkat kecamatan, sehingga masyarakat bisa berolahraga sepakbola di permukimannya.
“Salah satu yang terkenal mengenai stadion mini di semua kecamatan, DKI saja nggak punya,” kata Baco yang juga menjadi Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD DKI Jakarta ini.
Selain itu, kata Baco, Zaki mampu mengemban amanah selama 10 tahun atau dua periode di Kabupaten Tangerang. Prestasi ini, ungkap dia, tidak mudah diraih oleh orang lain.
“Dia 10 tahun di situ, 10 tahun presiden belum tentu jejeg (tegak lurus) dengan warganya, 10 tahun gubernur belum tentu jejeg dengan warganya. Tapi 10 tahun jadi bupati dan wali kota, segantang pasti sudah tahu semua,” jelasnya.
Baco berpesan kepada Ridwan Kamil agar fokus mengikuti Pilkada di Jabar saja.
Bagi Ridwan Kamil, memperoleh simpati masyarakat setempat tentu lebih mudah dibanding Zaki karena dia pernah menjadi Gubernur Jabar periode 2018-2023.
“Maju terus, pantang mundur untuk dua periode di Jabar,” imbuhnya.
Sedangkan Ahmed Zaki mengakui siap maju menjadi calon Gubernur Jakarta pada Pilkada 2024 setelah menerima mandat dari Ketua Umum Gokar Airlangga.
"Kalau bicara kesiapan, sebagai kader partai saya harus siap terus," ujar Zaki dalam wawancara khusus dengan Kompas.com pada Rabu (21/2/2024).
Sedangkan Ridwan Kamil membenarkan soal mandat partainya bagi dirinya dan Ahmed Zaki.
"DPP Partai Golkar memberikan mandat untuk Pilgub DKI ke dua orang, satu ke Pak Zaki dua ke saya. Tapi nanti keputusan akhirnya terserah DPP," ungkap Kang Emil, panggilan akrabnya saat ditemui di Pasar Kreatif Jawa Barat, Jalan Pahlawan, Kota Bandung, Sabtu (24/2/2024).
Kang Emil menambahkan, khusus untuk dirinya, DPP Partai Golkar memberikan dua pilihan antara menjadi calon gubernur untuk Pilkada DKI Jakarta atau Pilkada Jawa Barat.
"Saya dapat surat mandat untuk Jabar dan DKI," katanya.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia menanggapi adanya wacana mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menjadi Bacawapres dari Bacapres PDIP, Ganjar Pranowo.
Kata dia, Golkar telah merencanakan agar Ridwan Kamil diusung kembali untuk menjadi gubernur kembali.
"Kami di Partai Golkar itu kan sebenarnya sudah punya perencanaan-perencanaan itu ya, dibicarakan sudah sejak lama dan matang. Nah kalau soal Pilpres kami sampai saat ini tidak ada perubahan, belum ada perubahan,” ujarnya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Senin (11/9/2023) dikutip dari YouTube Kompas.com.
Doli mengatakan, mengacu dari musyawarah nasional (Munas) Golkar, rapat pimpinan nasional (rapimnas), hingga rapat kerja nasional (rakernas), keputusan capres dan cawapres ke Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto.
Karena itu, Ridwan Kamil hanya direncanakan untuk dimajukan sebagai Gubernur Jawa Barat atau pun Pilgub DKI Jakarta.
“Soal Ridwan Kamil sendiri kami juga sudah punya planning buat RK, kita waktu itu sudah memutuskan untuk mendorong RK menjadi calon gubernur, nanti tinggal pilih dua, antara di Jawa Barat lagi atau di DKI Jakarta,” katanya.
Harta Kekayaan Ridwan Kamil
Saat mendaftarkan diri sebagai calon Gubernur Jabar, Ridwan Kamil melaporkan harta kekayaannya mencapai Rp 13,3 miliar atau tepatnya Rp 13.305.083.657.
Setahun kemudian, harta kekayaan Kang Emil, panggilan akrabnya naik menjadi Rp 15 miliar (Rp 15.056.660.315) pada 31 Januari 2019.
Pada 2020, harta kekayaan Kang Emil sempat turun dan kembali ke nominal Rp 13,5 miliar tepatnya Rp 13.548.369.232
Namun berturut-turut pada 2021 dan 2022, aset yang dimiliki suami Atalia Praratya itu kembali bertambah.
Saat itu, harta kekayaannya mencapai Rp 20 miliar (Rp 20.185.109.678) dan Rp 21,8 miliar (Rp 21.829.518.930).
Terakhir pada LHKPN yang diserahkan pada 31 Januari 2023, total harta kekayaan Kang Emil mencapai sebesar Rp 23 miliar, tepatnya Rp 23.764.704.258.
Ayah dua anak itu memiliki 23 bidang tanah dengan nilai Rp 19.444.126.000.
Ke-23 tanah itu berada di Bandung dan Jakarta Selatan.
Di garasinya, Emil mengoleksi empat motor dan satu mobil senilai Rp 488.700.000.
Aset lain yang dimiliki politikus Partai Golkar tersebut adalah harta bergerak lainnya dan surat berharga, masing-masing sebesar Rp 429.080.000 dan Rp 720 juta.
Ia juga mempunyai aset berupa kas dan setara kas sebesar Rp 5.947.744.188 dan harta lainnya sebanyak Rp 213.295.733.
Namun, Emil memiliki utang sebesar Rp 3.478.241.663 sehingga mengurangi nilai asetnya.
Harta Kekayaan Ahmed Zaki
Ahmed Zaki Iskandar tercatat dalam laporan LHKPN memilik harta kekayaan senilai Rp 15.62 miliar.
Harta kekayaan yang dimiliki Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar dengan rincian, tanah dan bangunan senilai Rp 6.55 miliar yang tersebar di Tangerang dan Tangerang Selatan.
Untuk harta kekayaan berupa alat transportasi dan mesin senilai Rp 3.22 miliar, harta bergerak lainya Rp 2.59 miliar, kas dan setara kas Rp 3.24 miliar. (TribunJakarta/WartaKota/TribunBanten)
Baca artikel menarik TribunJakarta.com lainnya di Google News