Mengenal Tahun Kabisat 29 Februari yang Muncul 4 Tahun Sekali, Begini Sejarah dan Asal Usulnya

Editor: Muji Lestari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi kalender. Beriut sejarah dan asal usul munculnya tahun kabisat di kalender masehi

TRIBUNJAKARTA.COM - Sebagian orang mungkin masih asing dengan istilah tahun kabisat.

Tahun yang muncul 4 tahun sekali ini memang kerap luput dari pembahasan.

Tahun kabisat bisa dibilang tahun yang istimewa, pasalnya dalam satu tahun terdapat 366 hari kalender, bukan 365.

Seperti halnya tahun 2024 ini, tahun ini merupakan tahun kabisat lantaran terdapat 366 jumlah hari dalam setahun.

Hal ini ditandai dengan munculnya tanggal 29 Februari. Hari tambahan atau yang dikenal sebagai hari kabista itu jatuh pada hari ini, Kamis (29/2/2024).

Momen tanggal 29 Februari yang hanya muncul 4 tahun sekali ini menandakan bahwa tahun 2024 merupakan tahun kabisat.

Lantas, sebenarnya apa itu tahun kabisat dan bagaimana asal usulnya?

Ilustrasi Kalender (ISt)

Apa Itu Tahun Kabisat?

Tahun kabisat terjadi setiap tahun keempat dalam kalender Gregorian atau kalender masehi.

Menurut KBBI, tahun kabisat adalah tahun yang memiliki jumlah hari lebih banyak yakni 366 hari, sedangkan tahun biasa hanya berjumlah 365.

Satu hari tambahan tersebut terjadi pada bulan Februari. Pada tahun biasa, Februari berjumlah 28 hari. Sementara pada tahun kabisat terdapat satu hari tambahan, yakni 29 hari.

Syarat untuk menjadi tahun kabisat yakni, setiap tahun yang habis dibagi empat, misalnya 2004, 2008, 2020, dan 2024, dan seterusnya merupakan tahun kabisat. Kecuali beberapa tahun seperti tahun yang berakhiran 00, misalnya 1900.

Sementara untuk angka tahun abad, tahun kabisat adalah tahun yang angkanya habis dibagi 400. Contohnya tahun 1200, 1600, dan 2000.

Nama kabisat berasal dari fakta bahwa mulai bulan Maret dan seterusnya, setiap tanggal pada tahun kabisat dimajukan satu hari tambahan dari tahun sebelumnya.

Misalnya tanggal 1 Maret 2023 adalah hari Rabu, tetapi tahun 2024 jatuh pada hari Jumat.

Kalender lain, termasuk kalender Ibrani, kalender Islam, kalender China, dan kalender Etiopia juga mempunyai versi tahun kabisatnya sendiri.

Namun, tahun kabisat di kalender lain ini tidak semua terjadi setiap empat tahun.

Bahkan sering kali terjadi pada tahun yang berbeda dengan tahun kabisat dalam kalender Masehi.

Selain tahun dan hari kabisat, kalender Gregorian juga memiliki beberapa detik kabisat yang secara sporadis atau acak ditambahkan ke tahun-tahun tertentu, terakhir ditambahkan pada tahun 2012, 2015, dan 2016.

Kendati demikian International Bureau of Weights and Measures (IBWM), organisasi yang bertanggung jawab atas ketepatan waktu global, akan menghapus detik kabisat mulai tahun 2035 dan seterusnya.

Sejarah Tahun Kabisat

Tahun kabisat merupakan fenomena penting karena tanpanya tahun-tahun yang lain pada akhirnya akan sangat berbeda.

Tahun kabisat ada karena satu tahun dalam kalender Gregorian sedikit lebih pendek dibandingkan tahun Matahari atau tahun tropis.

Tahun Matahari adalah jumlah waktu yang diperlukan Bumi untuk mengorbit atau mengelilingi Matahari sepenuhnya selama satu kali. Satu tahun kalender terdiri dari 365 hari.

Namun, satu tahun Matahari kira-kira panjangnya 365,24 hari atau 365 hari, 5 jam, 48 menit, dan 56 menit.

Jika tidak memperhitungkan perbedaan tersebut, maka setiap tahun yang terlewati, jarak antara awal tahun kalender dan tahun Matahari akan bertambah 5 jam, 48 menit, dan 56 detik.

Seiring berjalannya waktu, hal tersebut akan menggeser waktu terjadinya musim.

Misalnya, jika kita berhenti menggunakan tahun kabisat, maka dalam waktu sekitar 700 tahun, musim panas di belahan utara akan dimulai pada bulan Desember, bukan bulan Juni.

Menambahkan hari kabisat setiap tahun keempat akan menghilangkan sebagian besar masalah ini.

Pasalnya, panjang hari tambahan kira-kira sama dengan selisih yang terakumulasi selama waktu tersebut. Namun, sistem tahun kabisat ini tidak sempurna.

Dengan skema ini, kita memperoleh waktu tambahan sekitar 44 menit setiap empat tahun, atau satu hari setiap 129 tahun.

Untuk mengatasi masalah ini, kita melewatkan tahun kabisat setiap seratus tahun, kecuali tahun kabisat yang habis dibagi 400, seperti 1600 dan 2000.

Di samping itu, masih ada perbedaan kecil antara tahun kalender dan tahun matahari. Hanya saja secara keseluruhan, tahun kabisat berarti kalender Gregorian tetap sinkron dengan perjalanan kita mengelilingi Matahari.

 

Baca artikel menarik lainnya di Google News.

 

Berita Terkini