TRIBUNJAKARTA.COM - Analis Politik Lingkar Madani, Ray Rangkuti, menilai Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) memiliki kriteria khusus dalam mencari sosok calon Gubernur DKI Jakarta yang akan diusungnya.
Hal itu untuk menghindari PDIP masuk ke lobang yang sama seperti saat mencalonkan Joko Widodo, kader terbaiknya, sebagai Gubernur DKI Jakarta hingga membawanya ke tahta tertinggi pemerintahan, Presiden RI.
Pasalnya, menurut Ray, Jokowi meninggalkan PDIP begitu saja tanpa laporan pertanggungjawaban.
Ia tiba-tiba menghilang dari PDIP dan terlihat tendensius mengarah ke partai lain.
Jokowi kini diasosiasikan dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Sempat terdengar slogan bahwa PSI ialah Partainya Jokowi.
Agar tak lagi menelan pil pahit kembali dengan Jokowi, Ray mengatakan PDIP lebih cocok mencari sosok seperti Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok baru.
Pasalnya Ahok dinilai merupakan sosok yang tegas, keras dan setia.
"Kata setia itu penting, karena PDIP baru mengalami musibah dengan ditinggalkan begitu saja oleh pak Jokowi tanpa tanggung jawab. Enggak ada laporan pertanggungjawaban pak Jokowi kepada PDI Perjuangan terkait dengan bahwa PDI adalah partai pengusung utamanya," katanya dalam tayangan Youtube Metro TV pada Jumat (29/3/2024).
Seyogyanya, Jokowi membuat laporan atau pamit terlebih dahulu sebelum pergi meninggalkan PDIP.
Namun, kenyataannya Jokowi pergi meninggalkan PDIP begitu saja meski masih berstatus kader.
"Kan mestinya kalau berorganisasi yang benar itu kalau kita mau pergi kita harus tanggung jawab dulu, buat laporan dulu gitu, sejauh apa amanah yang sudah diberikan oleh partai kepada kita. Ya kan kita kerjakan dan setelah itu kalau mau pergi ya pergi," pungkasnya.
PSI cari sosok Jokowi baru untuk Cagub
Nama Kaesang Pangarep muncul dalam bursa calon pemilihan Gubernur DKI Jakarta.
Anak bungsu Presiden Joko Widodo itu dimunculkan oleh Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
PSI menginginkan sosok pemimpin di DKI Jakarta yang sama dengan kepemimpinan Jokowi dulu di Jakarta.