9 Tahun Menanti Kematian Akseyna Mahasiswa UI Terkuak, Ayahnya Berkicau Soal Keadilan dan Kebenaran

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Aksi solidaritas untuk almarhum Akseyna Ahad Dori, Selasa (29/3/2022).

TRIBUNJAKARTA.COM - Sembilan tahun berlalu, misteris kematian mahasiswa jurusan Biologi Fakultas MIPA UI, Akseyna Ahad Dori (19) belum juga terungkap.

Di 26 Maret 2015, Akseyna ditemukan tak bernyawa di Danau Kenanga, UI, dengan tas penuh berisi batu.

Awalnya polisi menduga Akseyna meninggal dunia karena bunuh diri.

Belakangan, kepolisian yang menyelidiki kematian Akseyna menyatakan bahwa remaja tersebut merupakan korban pembunuhan.

Ayah Akseyna, Mardoto ternyata selalu setia menanti dan menunggu misteri kematian sang putra terungkap.

Di media sosial X-nya, Mardoto pada 4 Juni 2024, menulis soal keadilan dan kebenaran.

Ia mengatakan jangan sampai karena ketidakmampuan dan kepentingan pihak berwajib menutupi kebenaran kasus sang putra.

"#akseyna 9 tahun. Al Fatehah.

Janganlah "ketidakmampuan" & "kepentingan" menganulir kebenaran & keadilan," tulis Mardoto.

Mardoto juga mengkritisi kinerja polisi yang sejak tahun 2015 hingga saat ini tak mampu menangkap dalang di balik kematian Akseyna.

"#akseyna 9 tahun. Al Fatehah.

• Soal (case 2015 senior-seniornya; yang brwenang mnyatakan) : Pembunuhan
• Cari solusi pnyelesaian (yunior; skrng nangani) : kesulitan or opsi ttipan request
• Simpulan mereka (yunior pd 2024) : Soalnya salah

Begini yang namanya scientific profesional? Gila!," tulis Mardoto.

Mardoto turut menagih janji pihak kepolisian, yang mengaku akan segera membongkar kasus kematian mahasiswa UI tersebut.

Diketahui di tahun 2017, Irjen Pol Mochamad Iriawan yang kala itu menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya mengatakan kasus pembunuhan Akseyna ini menjadi pekerjaan rumah (PR) yang harus dituntaskan pihak kepolisian di kemudian hari.

"Seperti yang disampaikan Pak Kapolri, tidak semua perkara bisa diungkap cepat, ini jadi utang kepolisian," ungkapnya di tahun 2017.

Kala itu, ia memastikan, pihaknya tidak berhenti begitu saja.

"Kita akan terus (menyelidiki). Ini jadi dark number, artinya utang kepolisian, artinya kita tidak berhenti. Kita akan terus mencari menggali terus informasi, nanti lambat laun informasi akan keluar, kita akan lakukan penindakan dan kita akan tindak lanjuti," tandasnya.

Namun pada kenyataannya hingga tahun 2024, polisi tak kunjung melunasi 'utangnya' kepada keluarga Akseyna.

Mardoto bertanya harus menunggu sampai berapa tahun lagi, agar kasus kematian putranya terkuak.

"#akseyna 9 tahun. Al Fatehah.
• Akseyna Ahad Dori (2 Juni 1996 - 26 Maret 2015) : Menanti Kejujuran.
• Berapa lama lagi hutang keadilan terlunasi?
• Dua institusi besar?," tulis Mardoto.


Keganjilan Kematian Akseyna

Mardoto, melihat ada sejumlah kejanggalan terkait kematian putranya.

Ada luka lebam pada tubuh Akseyna.

Keberadaan sejumlah batu yang ditemukan di dalam tas korban juga dicurigai sang ayah.

Selain itu, Mardoto tak yakin secarik kertas yang diduga surat wasiat itu ditulis putranya.

"Kalau bunuh diri tidaklah perlu melakukan cara serumit itu (menulis surat wasiat)," ujar Mardoto.

Kala itu polisi melibatkan saksi ahli grafolog dari American Handwriting Analysis Foundation Deborah Dewi untuk memberikan keterangan terkait tulisan tangan pada surat itu.

Dugaan Mardoto terbukti, Debora menyatakan bahwa tulisan tangan pada surat itu bukan tulisan tangan Akseyna.

Danau Kenanga UI, lokasi penemuan jasad Akseyna Ahad Dori (TribunJakarta/Dwi Putra Kesuma)

"Yang bisa diketahui adalah korban meninggal diduga bukan karena bunuh diri,” ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya saat itu, Komisaris Besar Krishna Murti.

Hal lain yang memperkuat dugaan itu ialah hasil visum yang menyimpulkan Akseyna diduga tidak sadarkan diri sebelum dicemplungkan ke danau.

Pada paru-paru Akseyna juga terdapat air dan pasir.

Hal itu tidak akan ditemukan apabila korban sudah tidak bisa bernapas.

Selain itu, adanya robekan di bagian tumit sepatu Akseyna memperkuat dugaan bahwa ada upaya penyeretan korban.

Meski telah yakin bahwa Akseyna merupakan korban pembunuhan, polisi kesulitan mengungkap kasus tersebut.

Polisi menyebutkan, pengungkapan kasus ini cukup sulit karena kondisi tempat kematian korban sudah rusak akibat dimasuki orang yang tidak berkepentingan.

Dengan demikian, kasus kematian Akseynya masih menjadi misteri sampai saat ini.

 

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Berita Terkini