Pertanyaan ini tercetus lantaran adanya warga yang mengalami penderitaan begitu berat yang di mana-mana orang memberikan dukungan.
"Di atas lurah, camat ada ga?," tanya dia lagi.
"Ngga ada," sahut mereka.
"Kepala dinas sosial ada ga?," tanya Dedi Mulyadi kembali.
"Ngga ada," balas mereka.
"Wali kota ada ga?," tanya Dedi Mulyadi memastikan.
"Ngga ada," jelas mereka.
Keluarga Terpidana Tak Rela Dede Dibui
Begitu Dede datang. keluarga para terpidana langsung menyambutnya dengan hangat.
Mereka menggapai jabat tangan dari bapak dua anak ini.
Bahkan beberapa diantaranya sampai memeluk dan menangis. Salah satunya yakni Aminah, kakak salah satu terpidana bernama Supriyanto.
Sejak awal, keluarga Supriyanto memang sudah memafkan Dede.
Aminah dan suaminya menyebut jika Dede adalah korban dan Aep adalah sosok yang mempengaruhinya.
"Saya lawan, yang penting minta doanya aja," ucap Dede dikutip Tribun Jakarta.
"Pokoknya InsyaAllah kita tanggung jawab pasang badan, siapa lawannya kita lawan. Sing penting jaluk doa e pak e yang terbaik. Resiko hukumanne apa nggo ke kita, kita terima. Sing penting tujuh terpidana bisa bebas. Menghirup udara segar, seperti kita wingi menghirup udara segara," sambung Dede bercampur bahasa daerah.