TRIBUNJAKARTA.COM - Simak 17 tips mencegah anak menjadi korban kekerasan. Bisa dilakukan orangtua sejak dini.
Kekerasan pada anak merupakan kondisi yang sudah lama terjadi di tengah masyarakat, meskipun hal ini tidak sesuai dengan hukum.
Kekerasan itu meliputi kekerasan fisik, psikis, hingga seksual.
Baru-baru ini publik sedang dihebohkan dengan kekerasan yang dialami anak 2 tahun dan bayi di salah satu daycare di Depok.
Mirisnya lagi, pelaku penganiayaan bocah malang tersebut adalah pemilik daycarenya bernama Meita Irianty.
Tak cuma pemilik daycare, Meita Irianty juga merupakan influencer parenting yang kerap menyuarakan kasus kekerasan anak.
Saat ini Meity Irianty sudah ditangkap dan menjadi tersangka.
Berita itu tentunya membuat para orangtua menjadi cemas.
Lantas, bagaimana cara pencegahan yang bisa dilakukan supaya anak terhindar dari kekerasan?
Dikutip dari website Kemenkes, berikut 17 cara yang bisa dilakukan orangtua:
1. Memahami tumbuh kembang anak.
2. Menjadi pendengar yang baik.
3. Membangun komunikasi dua arah dengan anak.
4. Memperhatikan keluhan anak.
5. Membantu kesulitan anak.
6. Anak sebagi teman berdiskusi.
7. Menyediakan waktu yang berkualitas untuk anak.
8. Jangan mudah panik jika menghadapi anak melawan.
9. Memberi pujian kepada anak jika berperilaku baik.
10. Tidak menghardik / menghakimi anak apalagi di depan orang lain.
11. Tidak memberi julukan negatif pada anak.
12. Tidak membanding-bandingkan anak.
13. Mendongengkan/bercerita untuk mengantarkan tidur.
14. Menambah pengetahuan tentang pengasuhan anak yang baik melalui :
a. Membaca buku, artikel, majalah, dan lain-lain.
b. Meningkatkan relasi sosial dengan tetangga.
c. Mengikuti kegiatan keagamaan.
15. Melakukan kegiatan bersama keluarga termasuk beribadah bersama.
16. Mengenali pergaulan anak.
17. Mengikuti perkembangan informasi teknologi.
Ciri anak jadi korban kekerasan
Jangan sampai anak kita menjadi korban kekerasan, simak beberapa tanda yang akan ditunjukan si kecil dikutip dari Boldsky.com:
1. Anak menghindari orang tertentu
Orangtua perlu bertanya-tanya ketika anak bersikeras menghindar dari orang tertentu tanpa alasan yang jelas. Itu merupakan isyarat pertama yang ditunjukkan oleh anak.
Anak selalu menangis ketika dibawa ke tempat penitipan anak, rumah teman Anda, sekolah, atau suatu tempat lainnya.
Ia pun bisa menjadi lebih rewel dibanding biasanya. Orangtua harus segera mengajak bicara anak dan menanyakan apa yang terjadi.
3. Tubuh memar
Jangan anggap sepele ketika Anda menemukan tubuh anak memar ketika pulang ke rumah.
Memar merupakan tanda kekerasan yang mudah dikenali.
4. Perilaku berubah
Anak yang tadinya ceria, lemah lembut, kemudian berubah menjadi pemarah, tidak peduli, agresivitas, perlu Anda curigai mengalami kekerasan.
5. Menyendiri
Anda juga perlu curiga jika anak tiba-tiba ingin selalu sendirian dan terlihat menyembunyikan sesuatu.
Kekerasan bisa membuat anak menjadi lebih takut bertemu orang lain.
6. Gejala aneh
Anak yang mengalami kekerasan juga bisa mengalami perubahan kebiasaan, seperti susah tidur, hilang napsu makan, hingga menjadi terlalu protektif terhadap anak-anak di sekitarnya.
Atau kadang ia menjadi penakut dan bersikap kekanak-kanakan
7. Nyeri saat berjalan
Jika anak mendapat pelecehan seksual, ia bisa mengalami pendarahan, alat kelamin terasa gatal dan memar.
Ketika anak merasa nyeri saat duduk maupun berjalan dan sulit melakukan aktivitas fisik seperti biasa, itu bisa menjadi tanda anak mengalami kekerasan.
8. Akrab dengan informasi seksual
Pada kasus pelecehan seksual, bisa membuat anak menjadi sangat akrab dengan informasi seksual untuk orang dewasa.
Muncul rasa ingin tahu yang melampaui usia mereka.
9. Anak selalu waspada
Tanda lain yang diamati pada anak-anak yang mengalami pelecehan adalah mereka menjadi selalu lebih waspada.
Mereka bisa terlihat ketakutan dan cemas tentang sesuatu hal buruk yang akan terjadi.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya