Data Terbaru Pinhome, Pertumbuhan Pasar Properti Tak Lagi Jawa Sentris

Editor: Wahyu Septiana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi rumah - Pertumbuhan pasar properti di Indonesia tidak lagi jawa sentris, kini di beberapa pulau besar di Indonesia sudah terlihat mengalami peningkatan.

TRIBUNJAKARTA.COM - Pertumbuhan pasar properti di Indonesia tidak lagi jawa sentris, kini di beberapa pulau besar di Indonesia sudah terlihat mengalami peningkatan.

Berdasarkan data terbaru dari Pinhome, perkembangan inklusif di seluruh Indonesia menunjukkan pembangunan kian merata.

Hal itu selaras visi pemerintah menyambut HUT RI ke-79 ‘Nusantara Baru, Indonesia Maju’.

CEO dan Founder Pinhome, Dayu Dara Permata mengatakan, pertumbuhan ini sangat signifikan, terlihat dari jangkauan yang sudah tersebar di 100 persen propinsi di Indonesia. 

“Ini adalah bukti bahwa setiap daerah memiliki potensi yang dapat dikembangkan," kata Dara dalam keterangan tertulisnya, Jumat (16/8/2024). 

"Kami bangga menjadi bagian dari perjalanan mewujudkan mimpi properti bagi masyarakat Indonesia, di mana pun mereka berada,” sambungnya.

Di beberapa pulau, kata Deram terdapat karakter berbeda dalam pertumbuhannya.

Di Pulau Sumatera memperlihatkan pertumbuhan pesat empat kali lipat untuk sektor rumah bekas di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Selatan. 

lihat foto Segudang Manfaat Konsumsi Buah Pepaya, Boleh Dimakan Setiap Hari Gak Sih?

“Minat terhadap properti komersial juga meningkat tajam. Ini mengindikasikan potensi ekonomi yang berkembang di luar Jawa,” terangnya.

Kondisi serupa juga terjadi di Kalimantan dan Sulawesi, khusus kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang berlokasi di Kalimantan Timur.

Dalam data lonjakan minat pencarian properti di Samarinda dan Balikpapan meningkat lebih dari 20 kali lipat dan 5 kali lipat. 

Selain itu, baik Kalimantan Timur dan Sulawesi Utara mengalami lonjakan inventori properti komersial lebih dari 11 kali lipat dibanding tahun lalu.

Sementara di Indonesia Timur bagian Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua yang mengindikasikan permintaan yang kuat dan peluang investasi yang belum tergali.

Hal berbeda terlihat di Jawa dan Bali, khususnya Jakarta yang menunjukkan proporsi inventori sewa residensial dua kali lipat dari rata-rata di wilayah tersebut. 

Di Jakarta, minat beli dan sewa properti residensial hampir seimbang, sementara di Bali, minat sewa 48 perse lebih tinggi, didorong oleh sektor pariwisata yang kuat.

Di sisi lain, lanjut Dara, permintaan KPR takeover meningkat seiring kenaikan suku bunga mendorong peningkatan permintaan di Bogor dan Tangerang Selatan.

Termasuk permintaan layanan home service di kawasan Jakarta yang meningkat 24 persen, terutama untuk layanan pembersihan kamar mandi dan cuci kasur. 

Sedangkan di Banten cuci mobil mencatat rasio pemberian tip tertinggi 9,3 persen, dengan rata-rata tip sebesar Rp15.000 hingga Rp20.000.

"Kami telah mempekerjakan ratusan rekan jasa dengan disabilitas, seperti tuna rungu dan tuna netra," ujarnya.

"Kami optimis akan masa depan properti Indonesia yang semakin merata, berkelanjutan, dan inklusif sejalan dengan semangat Nusantara Baru, Indonesia Maju," tutup Dara.

(TribunJakarta)

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel https://whatsapp.com/channel/0029VaS7FULG8l5BWvKXDa0f.

Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Berita Terkini