Punya Harta Rp 37 M, Ini Profil Nasaruddin Umar Imam Besar Masjid Istiqlal Calon Menteri Prabowo

Editor: Muji Lestari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Imam Besar Masjid Istiqlal Prof KH Nasaruddin Umar

TRIBUNJAKARTA.COM - Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar menjadi salah satu tokoh yang hadir di kediaman Presiden terpilih Prabowo Subianto di Jl Kertanegara IV, Jakarta Selatan pada Senin (14/10/2024).

Kedatangan Nasaruddin Umar bertujuan untuk memenuhi panggilan Prabowo yang memintanya sebagai calon menteri dalam pemerintahan mendatang.

Munculnya Nasaruddin mengejutkan banyak pihak, karena namanya tidak termasuk dalam daftar calon menteri yang diprediksi. Meski demikian, dia menyatakan kesiapan untuk membantu, meskipun posisi menteri yang akan dijabatnya masih belum pasti.

Kepada wartawan, Nasaruddin juga mengaku terkejut dan tidak menyangka bisa terpilih sebagai calon menteri di pemerintahan Prabowo.

"Saya betul-betul sangat surprise, saya enggak menyangka, saya kaget dan enggak pernah membayangkan, tiba-tiba saya dapat undangan dari presiden terpilih Pak Prabowo saya diminta membantu beliau di kepemimpinan yang akan datang," katanya.

Kemunculan Nasaruddin, membuat publik penasaran akan perjalanan kariernya hingga bisa terpilih sebagai calon menteri di pemerintahan Prabowo-Gibran.

Lantas, seperti apa profil Nasaruddin Umar yang telah menjadi Imam Besar Masjid Istiqlal sejak 2016?

Profil Nasaruddin Umar

Nasaruddin Umar lahir di Bone, Sulawesi Selatan, pada 23 Juni 1959.

Nasaruddin Umar menghabiskan masa kecilnya di Sulawesi Selatan dan menimba ilmu di berbagai tempat.

Saat ini, ia menjabat sebagai imam besar Masjid Istiqlal Jakarta dan sebelumnya merupakan wakil menteri agama dari 2011 hingga 2014. 

Pada 2014, dia juga dianugerahi Bintang Mahaputra Utama oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Pendidikan Nasaruddin sangat mengesankan. Ia meraih gelar sarjana muda dari IAIN Alauddin Ujung Pandang pada 1980 dan menjadi sarjana teladan pada 1984. 

Ia menyelesaikan S-2 tanpa tesis di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 1992 dan meraih gelar S-3 sebagai alumni terbaik pada 1998.

Selain itu, ia juga mengikuti program doktor di Universitas McGill, Montreal, Kanada (1994) dan Universitas Leiden, Belanda (1995).

Pada 2001, Nasaruddin mendapatkan gelar sarjana tamu di Sophia University, Tokyo, dan di SOAS University of London pada 2002, serta di Georgetown University, Washington DC, pada 2004. 

Halaman
123

Berita Terkini