Korban menuntut pertanggungjawaban karena hamil dua bulan akibat hubungan mereka.
Maulidi lalu membunuh EJ usai keduanya bertengkar.
EJ yang meminta pertanggungjawaban Maulidi justru dibunuh menggunakan celurit dan dibakar.
”Pelaku berusaha menutupi tindakan kejinya,” kata Kepolisian Resor Bangkalan Ajun Komisaris Besar Febri Isman Jaya saat dihubungi dari Surabaya, Senin (2/12/2024) sore, seperti dikutip Kompas.id.
Atas perbuatannya, Maulidi dijerat dengan Pasal 338 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) tentang pembunuhan. Ancaman hukumannya pidana 15 tahun penjara.
4. Pihak kampus angkat bicara
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Kerja Sama, dan Alumni UTM Surokim Abdussalam mengatakan, sivitas akademika kampus negeri tersebut terpukul dan berduka.
”Betul, korban adalah mahasiswi kami dari fakultas pertanian. Kami menuntut pelaku dikenai hukuman seberat-beratnya,” kata Surokim.
”Di luar tindakan pribadi mereka, kejadian ini amat mencoreng nama UTM dan tentunya menimbulkan trauma mendalam bagi keluarga korban. Kami bergerak untuk memitigasi peristiwa ini,” imbuhnya.
Rektor UTM Safi’ menginstruksikan tim dari Klinik Konsultasi dan Bantuan Hukum, Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual, dan konseling untuk mengawal penanganan kasus itu.
Safi’ memastikan keluarga korban mendapat pendampingan sebaik-baiknya.
Tim juga dipastikan akan melayani penanganan dan pemakaman jenazah korban serta mengawasi penanganan kasus sehingga pelaku mendapat hukuman seberat-beratnya demi keadilan untuk korban.
Surokim melanjutkan, tim siber UTM juga digerakkan untuk memitigasi penyebaran gambar dan informasi sensitif yang dapat menambah luka dan trauma keluarga korban.
”BEM dan organisasi mahasiswa daerah juga telah diminta untuk terlibat dalam mitigasi agar kasus ini tidak terjadi lagi di masa depan,” katanya.
UTM amat terpukul dan menyesalkan peristiwa ini karena terjadi di lingkup akademik. Pelaku dan korban adalah sivitas akademika. Pelaku seharusnya menjunjung tinggi integritas dalam sikap dan perilaku sebagai mahasiswa yang mengedepankan moral dan adab.
”Peristiwa ini sungguh di luar pemahaman kami, mengapa begitu keji. Kami berharap semua pihak dapat memitigasi agar tidak menimpa yang lain,” ujar Surokim. (Kompas.id).
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya