Bos Rental Tewas Ditembak

7 Pengakuan Anak Bos Rental Mobil Korban penembakan: Mohon-mohon ke Polisi Sampai Tawarkan Uang

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNJAKARTA.COM - Putra Bos rental mobil Ilyas Abdurrahman (48), Rizky Agam Putra memberikan pengakuan terkait peristiwa penembakan di rest Area KM 45 Tol Tangerang-Merak, Kamis (2/1/2025).

Rizky bercerita awal mula pengejaran mobil miliknya yang disewakan kepada Ajat Sudrajat hingga ayahnya tewas tertembak oleh oknum parjurit TNI AL.

Tak hanya itu, Rizky mengaku bersama ayahnya dan tim sempat mendatangi Polsek Cinangka untuk meminta pendampingan untuk mengambil kembali mobil yang digelapkan tersebut.

Rizky juga mengakui telah menawarkan uang kerja kepada polisi.

TribunJakarta.com merangkum tujuh pengakuan anak bos rental mobil korban penembakan oknum TNI:

1. GPS Diputus

Rizky Agam mengungkapkan tipu daya Ajat Sudrajat sebelum diduga membawa kabur dan menggelapkan mobil rental milik ayahnya Ilyas Abdurrahman, Ajat Sudrajat.

"Jadi mobil saya itu disewa selama tiga hari oleh saudara Ajat Sudrajat dengan tujuan ke Sukabumi untuk menjemput mertuanya yang sedang sakit," ujar anak pemilik rental mobil, Rizky Agam S seperti dikutip TV One yang tayang pada Jumat (3/1/2025). 

Rizky menjelaskan pihak rental selalu menanyakan tujuan dan estimasi penyewaan kepada setiap penyewa. 

Hal itu didasarkan oleh standar operasional prosedural (SOP) perusahaan rental tersebut. 

"Kemudian di tanggal 1 (Januari) jam 23.00, abang saya, mendapat info bahwa GPS di mobil Brio tersebut ada beberapa yang sudah diputus. Sudah ada dikasih mobil yang tidak benar, sudah ingin dihilangkan. Kemudian kita dari tim rental itu mobil mengejar unit bersama 7 anggota dari tim rental saya, termasuk saya, abang saya dan ayah saya yang menjadi korban," ujarnya. 

KLIK SELENGKAPNYA: Kriminolog Pertanyakan Beda Pengakuan Kapolsek Cinangka AKP Asep Iwan Kurniawan dan anak Bos rental mobil, Rizky Agam Soal Pendampingan Polisi. Mana yang Benar?

2. Awal Pengejaran

Rizky bercerita, pengejaran berawal saat posisi mobil Honda Brio keluarganya yang diduga akan digelapkan itu terdeteksi berada di wilayah Pantai Anyer, Banten.

Rizky Agam bercerita saat melakukan pengejaran terhadap pelaku penggelapan mobil rentalnya itu, ia bersama ayah dan kakaknya sempat ditodong pistol oleh pelaku.

Pelaku yang berhenti di kawasan Pantai Sambolo, Anyer, membuat Rizki dan ayahnya Ilyas Abdurrahman (49) berinisiatif mencari bantuan.

3. Ditolak Polsek Cinangka

Rizky mengungkapkan dirinya bersama sang ayah mendatangi markas Polsek Cinangka.

"Kita datang kasih tahu kronologinya kita pemilik rental mempunyai bukti kepemilikan BPKB dan kunci serep, mobil sudah dipindah tangankan dan orang tersebut membawa senjata api," kata Rizky.

Saat itu, posisi pelaku pencurian mobil hanya berjarak 200 meter dari Polsek Cinangka.

"Ayah saya minta tolong pendampingan, tetapi dari Polsek Cinangka keberatan untuk mendampingi," kata Rizki Agam.

4. Tawarkan Uang Kerja

Rizky mengungkapkan ayahnya Ilyas Abdurahman sampai memohon-mohon agar polisi bersedia membantu.

Ilyas Abdurahman bahkan sempat menjanjikan uang jika polisi menolongnya.

"Padahal bapak saya sudah mohon-mohon minta tolong pendampingan karena kita enggak bawa apa-apa (senjata)," katanya.

"Bapak saya sudah bilang dari awal, 'bapak ikut saya nanti saya kasih uang kerja bapak'. Sudah ditawarkan seperti itu, tapi sudah menelepon Kapolsek tetap tidak dihiraukan," tambah Rizky Agam.

5. Disuruh Tangkap Sendiri Pelaku

Rizky mengatakan aparat kepolisian yang piket dini hari itu menghubungi Kapolsek Cinangka, AKP Asep Iwan Kurniawan, untuk meminta keputusan atas permintaan pendampingan itu.

Namun, Kapolsek justru menolak permintaan pendampingan itu.

Bahkan, polisi meminta Agam dan tim dari rental menangkap sendiri si pembawa kabur mobilnya, setelah itu baru dibawa ke Polsek Cinangka pelakunya.

Permintaan tersebut, menurut Agam, adalah sesuatu yang tidak masuk akal.

Pasalnya mereka tidak punya senjata dan juga kemampuan bela diri.

"Abang ke sono dulu aja, bawa orangnya ke sini," kata si polisi seperti ditirukan Agam.

"Terus bapak saya bilang, 'di dalam mobilnya ada senpinya. Enggak mungkin kita ke sana, karena waktu sebelumnya di Pandeglang kita sudah ditodong'. Ada penolakan saat kami minta pendampingan," katanya.

"Kami tidak ada senjata dan tidak bisa bela diri."

Setelah polisi menolak mendampingi, yang terjadi adalah Agam dan ayahnya serta tim dari rental terus membuntuti mobil Brio, sampai di rest area Balaraja, kilometer 45 Tol Tangerang-Merak.

Hingga kemudian Ilyas Abdurahman menjadi korban penembakan hingga tewas.

6. Senjata Api Bohongan

Rizky Agam, anak kedua korban yang ikut dalam pengejaran menuturkan pelaku membawa senjata api.

Diketahui, sebelum aksi penembakan, rombongan dari korban sempat menyergap mobil Brio.

Saat itu pengemudi Brio justru menodongkan senjata api lalu kabur.

Kemudian, pihak korban mendatangi Polsek Cinangka untuk meminta bantuan pendampingan karena pelaku membawa senjata api.

Namun, pihak Polsek Cinangka menolak aduan karena mengira tim dari bos rental adalah leasing.

Bahkan, korban yang membawa alat bukti seperti BPKB hingga kunci cadangan sudah ditolak permintaannya sebelum mereka memberikan alat bukti tersebut.

Ilyas juga sudah meyakinkan bahwa mereka bukan dari leasing.

Anggota polsek yang piket pun sempat menghubungi Kapolsek AKP Asep Iwan, namun permohonan pendampingan tetap ditolak.

Justru, tim dari korban diminta untuk mengejar sendiri mobil tersebut, padahal pelaku membawa senjata api.

Bahkan, anggota polisi tersebut menyebut bahwa senjata api tersebut merupakan senpi bohongan.

"Kami pun mendapatkan saran agar kami mengejar mobil kami sendiri, padahal kami tahu bahwa mobil tersebut memiliki senjata api, tapi respons dari petugas yang piket pada malam itu mengatakan bahwa senjata api itu hanya bohongan," ujarnya. 

7. Ucapan Terakhir Korban

Agam Muhammad (26), putra sulung Ilyas Abdurrahman mengungkap ucapan terakhir di detik-detik sang ayah tertembak. 

Ilyas masih berusaha menenangkan sang putra saat peluru panas menembus dadanya. 

Ia sempat mengucapkan beberapa kata terakhir sebelum meninggal dunia.

Kata-kata terakhir tersebut disampaikan Ilyas kepada putranya, 

“Ayah bilang, ‘Ayah enggak apa-apa,’ sambil memegang luka tembak di dadanya," kenang Agam dengan penuh emosi. 

Agam menceritakan bagaimana sang ayah menunjukkan dirinya kuat, sebagaimana kesan yang selama ini diketahui keluarga. 

Ilyas selalu menunjukkan kekuatannya. Dalam kesehariannya ia jarang minta tolong.

"Ayah itu orang yang kuat, enggak pernah minta tolong,” 

Setelah insiden tersebut, Ilyas dilarikan ke RSUD Balaraja bersama Ramli, anggota tim rental yang juga terkena tembakan. 

Namun, sayangnya, nyawa Ilyas tidak dapat diselamatkan. 

Klarifikasi Kapolsek Cinangka

Kapolsek Cinangka, AKP Asep Iwan Kurniawan membuat video klarifikasi soal dugaan penolakan pendampingan saat Agam dan tim memintanya.

"Polsek Cinangka pada tanggal 2 Januari 2025 sekira jam 03.00 WIB, kedatangan satu unit mini bus yang berisikan kurang lebih enam sampai tujuh orang pria dewasa."

"Yang saat itu ketika dikonfirmasi menyatakan dari leasing, sementara kawannya lagi menyatakan dari rental. Bermaksud untuk meminta pendampingan untuk melakukan satu unit kendaraan mobil di Cinangka," kata Asep pada video yang diunggah di Instagram Polsek Cinangka (@polsek_cinangka_polres_cilegon) pada Jumat (3/1/2025).

Asep lantas menyebut Agam dan tim rental terburu-buru dan tidak menunjukkan surat-surat kendaraan yang hendak ditarik karena diduga akan digelapkan.

"Namun pada saat yang bersangkutan memohon. Meminta untuk pendampingan dari personel kita. Ya tentunya personel kita yang paling utama adalah menanyakan legalitas ataupun identitas kendaraan yang akan ditarik, kamudian dalam masalah apa."

"Rupanya yang bersangkutan memburu waktu, atau tergesa-gesa, sehingga tidak sempat menunjukan dokumen yang diminta petugas," kata Asep.

Asep mengatakan, pihaknya menawarkan membuat laporan, namun Agam dan tim disebut terburu-buru sehingga menolaknya.

"Namun demikian Polsek Cinangka berusaha keras semaksimal mungkin melayani masyarakat. Tidak ada sedikitpun maksud untuk melakukan penolakan terhadap permohonan dari siapapun yang meminta pendampingan. Namun kami juga tidak mau melanggar aturan karena ini berkenaan dengan upaya paksa."

"Jadi ditawarkan oleh anggota kita untuk membuat laporan polisi sebagai dasar penarikan mobil tersebut. Namun demikian yang bersangkutan tergesa-gesa, lanjut keluar dari Polsek Cinangka melanjutkan perjalanan," kata Asep. (TribunJakarta/Tribunnews.com)

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

 

Berita Terkini