Menurut Raffi Ahmad, insiden itu bermula ketika patwal berusaha mencegah kemacetan akibat dugaan adanya perdebatan antara sopir taksi dan sopir kendaraan lain yang nyaris terserempet.
"Di depan taksi tersebut ada truk berhenti, sehingga taksi mengambil jalur sebelah kanan dan hampir menyerempet mobil di jalur tersebut," kata Raffi dalam keterangan tertulisnya pada Sabtu (11/1/2025).
"Pengemudi taksi dan mobil tersebut kemudian membuka jendela dan saling adu argumen," lanjut Raffi.
Raffi Ahmad menjelaskan bahwa klarifikasi ini disampaikan setelah ia berbicara dengan tim patwal yang mengawal mobilnya pada saat kejadian.
Petugas patwal, lanjut Raffi Ahmad, khawatir bahwa perselisihan antara sopir taksi dan pengemudi mobil lain akan memperburuk kondisi lalu lintas yang sudah cukup padat.
Oleh karena itu, petugas mencoba menyelesaikan situasi dengan menegur sopir taksi.
"Petugas patwal yang melihat hal tersebut, khawatir akan menimbulkan kemacetan karena lalu lintas yang sedang lumayan padat, langsung menegur pengemudi taksi dengan mengatakan 'Sudah, Maju pak' dengan gestur yang terlihat di video," tulis Raffi menjelaskan.
Sementara, Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri sudah menyampaikan permohonan maaf atas aksi petugad patwal mobil berpelat RI 36 yang terkesan arogan di jalan raya.
"Atas tindakan personel tersebut kami mohon maaf kepada seluruh masyarakat yang merasa terganggu," kata Direktur Penegakan Hukum (Dirgakum) Korlantas Polri Brigjen Raden Slamet Santoso.
Berdasarkan hasil klarifikasi, Wadirlantas Polda Metro Jaya, AKBP Argo Wiyono menuturkan kala itu ada truk penambal yang tengah berhenti di lajur tengah Jalan Jenderal Sudirman, sehingga menyebabkan kemacetan.
Oleh sebab itu, taksi Silver Bird Alphard yang berada tepat di belakang truk penambal berupaya menghindar ke arah kanan atau berpindah lajur.
"Namun, di saat bersamaan, ada kendaraan dari sebelah kanan, Suzuki Ertiga putih, yang juga sama-sama hendak maju, sehingga hampir menyebabkan terjadi senggolan,” ujar dalam keterangannya, Jumat (10/1/2025).
“Akibatnya, taksi Silver Bird Alphard hitam berhenti dengan jeda agak lama, dan saat itu terlihat terjadi perdebatan antara kedua kendaraan tersebut sehingga menyebabkan kecamatan,” sambungnya.
Saat itu, Brigadir DK inisiatif melerai dan meminta taksi untuk maju agar tak menimbulkan kemacetan.
"(Brigadir DK melerai yang) saat itu terlihat gestur anggota sambil menunjuk seolah arogan,” kata dia.