TRIBUNJAKARTA.COM - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung punya strategi baru mengatasi tawuran yang marak di wilayahnya.
Cara Pramono Anung berbeda dengan yang diterapkan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.
Aksi Dedi Mulyadi menjadi sorotan setelah mengirimkan siswa bermasalah ke barak militer.
Beberapa kriteria siswa bermasalah yang harus menjalani pendidikan karakter yakni kerap tawuran hingga kecanduan game online.
Kebijakan Dedi Mulyadi pun didukung sejumlah warga Jakarta Timur.
Warga Jakarta Timur, Djana (63) mendukung kebijakan karena menilai pembinaan militer yang dilakukan selama enam bulan hingga satu tahun tersebut dapat mengubah perilaku anak-anak menjadi lebih baik.
Di sisi lain, Gubernur Pramono Anung memiliki cara berbeda mengatasi tawuran di Jakarta.
Ia tidak mengikuti langkah Dedi Mulyadi mengirim pelaku tawuran ke barak militer.
Langkah Pramono Anung
Sementara Pramono Anung mengambil langkah tegas mengatasi maraknya tawuran di Jakarta.
Strategi baru itu menitikberatkan pada pencegahan melalui koordinasi lintas instansi dan penertiban aktif.
Politikus PDI Perjuangan berharap angka tawuran di Jakarta dapat ditekan secara signifikan.
Dua pendekatan utama dalam mengatasi tawuran di Jakarta yakni pencegahan dan penindakan.
Pramono telah menginstruksikan Kepala Satpol PP yang baru untuk berkoordinasi secara intensif dengan aparat kepolisian.
Koordinasi ini untuk mencegah terjadinya tawuran di berbagai wilayah Jakarta.