Tak heran ia dianggap sebagai 'tangan kanan' dari sosok pria bernama lengkap Rosario de Marshall tersebut.
Nicho pun mengaku dididik oleh Hercules sebagai preman di sana.
"Saya jujur aja, saya produk aslinya Hercules. Jadi, waktu Hercules masih dapat jatah 500 perak di Tanah Abang, saya sudah nongkrong di sana," ujar Nicho bercerita kepada presenter Donny De Keizer seperti dikutip dari Nusantara TV yang tayang di YouTube pada Rabu (7/5/2025).
Nicho menceritakan sekelumit kehidupannya bersama Hercules di sana.
Kaka Hercules, demikian dia dipanggil oleh Nicho, memegang sendiri kendali perjudian bola-bola setan.
"Kaka Hercules sendiri pegang bola-bola setan di bongkaran, judi. Jadi kita ada di seputaran itu," katanya.
Tak jarang, praktik perjudian yang mereka jaga diendus oleh aparat gabungan.
Bentrokan pun tak terelakkan.
"Seringkali kan ada operasi gabungan, operasi gabungan itu melibatkan garnisun, polisi, Pol PP semua gabungan. Jadi, dia datang ramai-ramai, tiba-tiba razia senjata tajam atau senjata api," ceritanya.
Nicho yang kerap terlibat bentrokan dengan aparat membuat dirinya disegani oleh teman-temannya di sana.
Sebab, ia selalu di garda terdepan melawan aparat acapkali terjadi bentrokan.
"Kadang-kadang temen-temen juga salah kalau melihat-lihat saya. Mereka kan biasa bilang saya berani, sebetulnya bukan berani. Saya itu pingin mati, tapi enggak jadi mati. Karena saya tidak mendapatkan kasih saya orang tua, jadi saat perang saya selalu di depan. Enggak mikir banyak, tetap maju."
"Ternyata enggak mati di tangan polisi, enggak mati di tangan preman, ya hidup sampai sekarang. Jadi, kita harus hidup bermanfaat buat orang-orang (sekarang)," ujarnya.
Kurang kasih sayang
Nicho mengatakan penyebab dirinya terjerumus ke dalam jurang kejahatan kala itu karena kurangnya kasih sayang dari orang tuanya.
Ia mengaku berasal dari keluarga broken home.