Kegiatan Pecinta Alam di Jakarta Diharapkan Bisa Bentuk Karakter Siswa, Bukan Cuma Sekadar Ekskul

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

SISPALA - Ketua Forum Alumni Siswa Pecinta Alam (FASTA) Adjie Rimbawan berharap kegiatan pecinta alam tak hanya sekadar ekstrakulikuler bagi para siswa. (TRIBUNJAKARTA.COM/ELGA PUTRA)

Laporan Wartawan TribunJakarta.com Elga Hikari Putra

TRIBUNJAKARTA.COM - Kegiatan pecinta alam bagi para siswa di Jakarta diharapkan tak hanya sekadar pada ekstrakulikuler semata.

Hal itu disampaikan oleh Adjie Rimbawan usai kembali terpilih sebagai Ketua Forum Alumni Siswa Pecinta Alam (FASTA) dalam Musyawarah Besar (Mubes) ke-2 yang digelar.

Adjie terpilih secara aklamasi untuk periode 2025-2030. Dalam pemilihan itu Adjie memperoleh 22 suara dari 27 pemilik suara.

Pemilihan ini mengukuhkan kepercayaan para alumni Sispala se-DKI Jakarta terhadap kepemimpinan Adjie dalam membawa FASTA menuju arah yang lebih baik.

Dimana dalam sambutannya, Adjie menyampaikan rasa syukurnya atas kepercayaan yang kembali diberikan kepadanya. 

Ia juga menyampaikan rencana besar untuk membenahi FASTA melalui tiga fase strategis.

“Saya punya misi jangka panjang dalam membenahi FASTA. Hal-hal yang sempat membuat FASTA kurang mendapat tempat di lingkungan pecinta alam akan segera kami perbaiki,” ujar Adjie, Minggu (11/5/2025).

Adjie menjelaskan, fase pertama akan difokuskan pada tata kelola organisasi dan revitalisasi.

Ia menilai selama ini FASTA belum menampilkan terobosan berarti dan perlu pembenahan internal.

“Revitalisasi penting karena selama beberapa waktu terakhir FASTA berjalan begitu saja, tanpa ada gebrakan baru,”katanya.

Fase kedua, lanjut Adjie, akan berfokus pada penguatan kapasitas siswa pecinta alam agar lebih mumpuni dan diandalkan, khususnya dalam aspek lingkungan hidup.

Dalam fase ini, ujar dia, pendekatan kepada sekolah-sekolah akan menjadi prioritas utama.

“Penting bagi pihak sekolah memahami bahwa keberadaan Sispala bukan hanya soal prestasi ekskul, tapi soal pembentukan karakter,” jelasnya.

Pada fase ketiga, Adjie menekankan pentingnya mengubah paradigma terhadap Sispala. 

Menurutnya, siswa pecinta alam harus dilihat sebagai bagian dari upaya pendidikan karakter, bukan sekadar pencari prestasi.

“Sispala adalah wadah pembentukan karakter. Bukan sekadar ekskul. Ini harus menjadi pemahaman bersama,” kata dia.

Sebelumnya, saat membuka Mubes, Sekretaris Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Taga Raja Gah, menilai kehadiran siswa pecinta alam di sekolah memberikan kontribusi penting dalam penguatan pendidikan karakter.

“Kami sangat mengapresiasi peran Sispala. Pendidikan bukan hanya di ruang kelas, tapi juga bisa digali dari alam, laut, hutan, dan gunung,” ujar Taga.

Untuk diketahui, Forum Alumni SISPALA Jakarta atau FASTA merupakan organisasi koordinasi dan wadah berhimpun alumni siswa pecinta alam se-DKI Jakarta yang didirikan pada 10 Juli 2018.

FASTA lahir dari keresahan terhadap pembatasan kegiatan luar ruang akibat Pergub No. 179 Tahun 2015. 

Organisasi ini bersifat nirlaba, independen, dan partisipatif, serta berperan sebagai pendamping, pembina, dan pengawas kegiatan ekstrakurikuler Sispala di tingkat SMA/SMK/MA.

FASTA juga aktif menjalin kemitraan dengan sekolah dan pemerintah daerah dalam pengembangan pendidikan, pelatihan, serta keterampilan untuk menyalurkan hobi dan prestasi para siswa dalam kegiatan alam terbuka.

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berita Terkini