TRIBUNJAKARTA.COM - Ustaz Yusuf Mansur memuji pidato Dedi Mulyadi saat memperingati hari Kebangkitan Nasional di Lapangan Gasibu, Kota Bandung, pada Selasa (20/5/2025).
Dalam pidatonya, Dedi Mulyadi menepis anggapan bahwa mendidik siswa nakal ke barak militer melanggar hak asasi anak.
Dengan pidato yang retoris, KDM menekankan sederet faedah dari gebrakannya tersebut.
Menanggapi pidato tersebut, Ustaz Yusuf Mansur pun memujinya setinggi langit.
Menurutnya, pidato yang disampaikan Dedi Mulyadi sangat bagus.
"Super keren...!!!"
Ia pun menambahkan bahwa pendidikan yang diaplikasikan oleh Dedi Mulyadi itu juga dilaksanakan di pesantren.
"Dan semua ada di dunia pesantren dan di pelatihan-pelatihan militer. Izin Allah. Met 1000 shalawat," tulisnya.
"Keren bener pidatonya KDM," tambahnya.
Pidato soal barak militer
Dedi Mulyadi sempat menyinggung mengenai faedah dari para siswa mengikuti pendidikan di barak militer.
Diketahui sebelumnya, program barak militer sang gubernur itu sempat menuai pro dan kontra di masyarakat.
"Kalau anak-anak dibangunkan kemudian disuruh membereskan tempat tidur, apa salahnya? Dan apa pelanggaran hak anaknya?"
"Kalau anak-anak disuruh salat subuh, apa pelanggaran haknya?"
"Kalau anak-anak mengikuti kuliah subuh, apa pelanggaran anaknya?"
"Kalau anak-anak mengikuti kuliah subuh, apa pelanggaran anaknya?
"Kalau anak-anak disuruh ngantri, kemudian makan pagi, sarapan pagi dengan telor dengan nasi dengan pisang dan minum susu, di mana letak salahnya?
"Kalau anak-anak kemudian disuruh belajar dan saat belajar duduknya bersikap memandang ke arah gurunya, memandang mata gurunya, agar terjadi transformasi energi antara guru dengan muridnya, yang hari ini dihilangkan dengan digitalisasi, menghilangkan ruh spiritual konsepsi pendidikan kita, diganti dengan konsep pendidikan digital yang tidak lagi melahirkan hubungan emosional guru dan murid, akhirnya murid-murid tidak menghormati guru-gurunya, karena guru lupa mengekspresikan nilai-nilai spiritual dalam dirinya pada murid dalam ruangan yang hening, diganti dengan papan digital, di mana letak salahnya?"
"Kalau anak-anak itu diajarkan makan siang, makan siangnya tertib berantri, berdoa sebelum makan, di mana letak salahnya?"
"Kalau anak-anaknya sore hari diajarkan bola voli, sepak bola, latihan baris-berbaris, di mana letak salahnya?"
"Kalau sore hari anak-anak disuruh masuk ke masjid mengikuti pengajian di mana letak salahnya?"
"Kalau setelah itu mereka makan malam dan makan malam ditandai dengan berdoa di mana letak salahnya?"
"Kalau mereka jam 09.00 disuruh masuk barak, disuruh masuk ruang tidur dan disuruh tidur, di mana letak salahnya?"
"Justru hak-hak anak terdapat di barak pendidikan TNI dan hak itu tidak mereka dapatkan di rumah-rumah."
"Di rumah-rumah anak-anak tidak bisa tidur malam. Mereka rata-ratanya tidurnya jam 4, jam 1 malam, jam 2 malam. Di rumah mereka tidak mendapat makanan yang bergizi karena serba fast food. Di rumah mereka tidak mendapatkan kasih sayang."
"Di jalanan mereka balapan, mereka tidak dapatkan ruang hidup tanpa gadget dalam setiap hari. Saya katakan justru lingkungan kita hari ini rumah, halaman rumah, kadang sekolah, kadang jalanan, bukan lagi tempat yang ramah untuk anak-anak Indonesia," ujarnya lantang.